Tahap berikutnya adalah penyaringan skala mikro menggunakan teknologi ultrafiltrasi. Sebagian air bersih kemudian diproses lebih lanjut menggunakan membran brackish BWRO.
Baca Juga: Tito Karnavian Belum Tahu Detail Permintaan Bantuan Aceh ke PBB, Segera Dipelajari
Pada tahap akhir, dilakukan pengaturan pH melalui filter serta sterilisasi menggunakan sinar ultraviolet.
BRIN menyebut mobil Arsinum memiliki sejumlah keunggulan, antara lain mampu menghasilkan air minum dalam jumlah besar di lokasi bencana, dapat beroperasi menggunakan sumber energi dari genset, serta dirancang sederhana dan kuat sehingga bisa menjangkau wilayah terpencil.
Untuk penanganan banjir di Sumatra, BRIN mengirimkan tiga unit mobil Arsinum.
Dua unit disalurkan ke wilayah Aceh Tamiang, sementara satu unit lainnya dikirimkan ke Tapanuli Tengah.
Pengiriman dilakukan menggunakan kapal pada Minggu, 14 Desember 2025.
Kepala BRIN Arif Satria menilai keberadaan Arsinum dapat mempercepat proses pemulihan pascabencana, khususnya dalam pemenuhan kebutuhan air minum.
“Kalau setiap provinsi memiliki Arsinum, kemudian kabupaten juga punya, saya kira akan sangat membantu untuk mempercepat proses pemulihan, khususnya berkaitan dengan persediaan air minum,” ujar Arif.
BRIN berharap pemanfaatan mobil Arsinum dapat menjadi solusi jangka menengah dalam penanganan krisis air bersih di daerah rawan bencana, sekaligus mendorong pemerintah daerah untuk mengadopsi teknologi serupa secara lebih luas.***
Artikel Terkait
Bukan Cuma Minim Cadangan Air Bersih, Peneliti BRIN: IKN Lahirkan Kesenjangan Sosial Luar Biasa antara Warlok dan Pendatang
Salut! Petenis Indonesia Justin Barki Sumbangkan Bonus Rp1 Miliar SEA Games 2025 untuk Korban Banjir Sumatra
Anak-Anak Jadi Korban Rentan Banjir dan Longsor Sumatra, Save the Children Ungkap Kondisi Lapangan
Puting Beliung Terjang Pinrang, Banjir Landa OKI dan Penukal Abab Lematang Ilir