• Senin, 22 Desember 2025

Analis Politik Adi Prayitno: Ultimatum Syuriyah Terhadap Ketum PBNU Gus Yahya Seperti Putusan MK

Photo Author
- Senin, 24 November 2025 | 13:49 WIB
Ketum PBNU, KH Cholil Yahya Staquf alias Gus Yahya (Foto: Instagram/@yahyacholilstaquf)
Ketum PBNU, KH Cholil Yahya Staquf alias Gus Yahya (Foto: Instagram/@yahyacholilstaquf)

KONTEKS.CO.ID – Analis politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatul Jakarta, Adi Prayitno, berpendangan, ultimatum Syuriyah terhadap Ketua Umum (Ketum) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya), seperti putusan Mahkamah Konstitusi (MK).

"Itu sifatnya mirip-mirip keputusan Mahkamah Konstitusi (MK), final and binding," kata Adi dalam diskusi di salah satu stasiun televisi swasta nasional di Jakarta, Senin, 24 November 2025.

Adi menyampaikan, publik mempertanyakan sejauh mana ikatan putusan Syuriyah atau dewan pengawasnya PBNU ini dan bagaimana tentuannya dalam AD/ART organisasi tersebut. 

Baca Juga: Polemik Pemakzulan Gus Yahya dari Ketua Umum PBNU, Gus Ipul: Serahkan ke Otoritas dan AD-ART  

"Kalau kita tracking dari AD/RT ataupun aturan-aturan yang ada, ini posisinya cukup strategis dan mengikat dan harus ditaati setiap keputusannya," ujar dia.

Namun di sisi lain, lanjut Adi, Gus Yahya pada malam tadi tegas menyatakan bahwa tidak akan mundur sebagai Ketum PBNU.

"Saya mengatakan bahwa ke depan pasti konfliknya akan meruncing," tandasnya.

Baca Juga: Analis Politik Nilai Ultimatum Terhadap Gus Yahya Lebih Terkait Tata Kelola Keuangan PBNU

Ia menegaskan, sesuai AD/ART PBNU, Syuriyah mempunyai aturan-aturan atau ketetapan-ketetapan yang mengikat dan harus diikuti.

"Itu jelas kok termaktub misalnya kan bisa dibaca teman-teman," ujarnya.

Adapun yang menjadi persoalan, lanjut Adi, adalah bantahan dari Gus Yahya yang menyatakan, keputusan apapun yang di luar PBNU itu dianggap tidak penting untuk diikuti. 

Baca Juga: Soal Desakan Mundur dari Ketua Umum PBNU, Gus Yahya: Itu Fitnah, Saya Akan Tuntaskan Mandat

"Tapi over all, di luar pedebatan tentang ini, apakah formal, legal formal, dan semacam ini. Perhari ini tentu ada dua faksi dan dualisme yang dilihat secara signifikan," ucapnya.

Kedua faksinya, yakni Syuriyah menginginkan Ketum PBNU mundur atau dimundurkan. Di sisi lain, Gus Yahya menolak untuk mundur.

Gus Yahya mengatakan bahwa keputusan Syuriyah tidak legitimate dan tidak memiliki dasar apapun yang kuat.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Setiawan Konteks

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X