KONTEKS.CO.ID – Ketua UKK Kardiologi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Dr. Rizky Adriansyah, M.Ked(Ped), Sp.A, Subsp.Kardio(K), mengatakan, Indonesia negara endemis penyakit jantung reumatik (PJR).
Rizky di Jakarta, Selasa, 11 November 2025, menyampaikan, angka kematian akibat PJR mencapai 4,8 per 100.000 penduduk.
"[Itu] lebih tinggi dari angka kematian akibat malaria (3 per 100.000)," ujarnya.
Berdasarkan data dari Unit Kerja Koordinasi (UKK) Kardiologi IDAI Tahun 2018, hanya 6 dari 10 anak yang mampu bertahan hidup setelah 8 tahun terdiagnosis PJR.
Masih dari data tersebut bahwa 4 dari 10 anak yang baru terdiagnosis mengalami progresivitas kerusakan katup jantung.
"Tantangan utama dalam penanganan PJR di Indonesia sangat kompleks," kata Rizky.
Baca Juga: Menkes Dorong Cek Kesehatan Gratis untuk Cegah Penyakit Jantung
Penanganannya, lanjut dia, mulai dari deteksi dini yang rendah, ketidakpatuhan terhadap pengobatan pencegahan, hingga ketidaktersediaan Benzatin Penisilin G (BPG).
"BPG yang merupakan tulang punggung terapi pencegahan sekunder," katanya.
BPG adalah antibiotik suntik yang harus diberikan secara rutin setiap 3-4 minggu untuk mencegah kekambuhan DR dan memperberat PJR.
Sayangnya, kata dia, ketersediaan obat ini di fasilitas kesehatan, terutama rumah sakit rujukan, seringkali terbatas.***
Artikel Terkait
Mutasi Kontroversial Dokter Piprim: Pasien Jantung Anak Kini Dialihkan ke RS Fatmawati
Kronologi RSUP Ngoerah Autopsi WN Australia hingga Dipulangkan tanpa Organ Jantung
Ini Tiga Provinsi dengan Penderita Penyakit Jantung Tertinggi di Indonesia, Data Terbaru dari Kemenkes
Menkes Dorong Cek Kesehatan Gratis untuk Cegah Penyakit Jantung
Infeksi Tenggorokan Bisa Picu Demam Reumatik dan Penyakit Jantung Reumatik, Orang Tua Wajib Tahu Gejalanya