“Teknologi dan perubahan gaya hidup sudah mengubah masa kecil anak-anak menjadi masa penuh tekanan. Kondisi ini sangat rawan dan harus menjadi perhatian kita,” katanya mengingatkan.
Menurut Rhenald, kita sudah hidup di masa ketika anak-anak tumbuh dengan layar, bukan lagu dengan tanah dan rumput. Mereka punya ribuan teman di dunia maya, tapi kehilangan kemampuan berinteraksi di dunia nyata.
“Generasi ini bukan kehilangan waktu bermain, mereka kehilangan daya lenting menghadapi hidup. Dan jika kita tak segera bertindak, yang kita wariskan bukan kemajuan teknologi, melainkan generasi yang cemas, rapuh, dan sendirian,” pungkasnya. ***
Artikel Terkait
Teddy Gusnaidi Sebut Erick Thohir Pilihan Tepat Jabat Menpora, Mampu Rangkul Gen Z Atasi Apatisme Politik
Aksi Gen Z Hentak Dunia: Demo Melawan Korupsi via Medsos Bikin Nepal, Filipina, Peru hingga Prancis Terguncang
Mendiktisaintek Sebut Gen Z Mental Tempe dan Suka Mengeluh, Peneliti ISEAS: Generasi Anda Doyan Korupsi!
Geliat Ekonomi yang Diklaim Purbaya Belum Sentuh Anak Muda, Angka Pengangguran Gen Z Tetap Tinggi
Mulai Gen Z hingga Wisata Ramah Muslim, Ini 3 Tren Dunia yang Jadi Fokus Pariwisata Indonesia