KONTEKS.CO.ID - Menyambut Hari Santri 2025 yang jatuh pada hari ini, Rabu 22 Oktober 2025, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama atau PBNU, sebelumnya resmi mengadakan kick off yang mengusung tema Mengawal Indonesia Merdeka, Menuju Peradaban Mulia.
Di adakan di Gedung PBNU, Jalan Kramat Raya 164, Jakarta Pusat, awal bulan ini, Ketua Umum (Ketum) PBNU KH Yahya Cholil Staquf aTau Gus Yahya memberikan kata sambutannya menyambut Hari Santri 2025.
Berikut petikan lengkap pidato Gus Yahya saat itu:
Baca Juga: PBH Peradi Gencarkan Pemberian Probono
Assalāmualaikum warahmatullāhi wabarakātuh.
Alhamdulillāh wa syukrulillāh, was shalātu was salāmu alā Rasūlillah Sayyidina wa Maulānā Muhammad ibni Abdillāh, wa 'alā ālihi wa shahbihi wa man wālāh. Amma ba’ad.
Yang mulia Rais ‘Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Kiai Miftachul Akhyar, athālallāhu baqā’ah. Yang saya hormati teman-teman dari jajaran Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, Wakil Ketua Umum (PBNU) Kiai Amin Said Husni. Para ketua (PBNU), ada Pak Kiai Ulil Abshar Abdalla, Pak Rumadi Ahmad, Pak Ahmad Faisal, Pak Suaedy. Ada ketua (PBNU) yang tua sekali, Kiai Masyhuri Malik. Ada para wakil sekjen (PBNU) yang juga hadir bersama kita di sini.
Para pimpinan lembaga-lembaga di lingkungan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama yang saya hormati. Alhamdulillah. Juga dari banom-banom. Ini hadir pimpinan pusat banom-banom bersama kita juga di sini.
Alhamdulillah. Tiga elemen santri Menjadi santri itu adalah sa’yun syāmil, perjuangan yang utuh yang menggabungkan sekurang-kurangnya tiga elemen utama, yaitu thalabul ‘ilmi, tazkiyatun nafs, dan jihād fi sabīlillāh.
Baca Juga: KPK Endus Perbedaan Jumlah Izin Usaha Pertambangan di Pulau Kecil
Jadi, orang menjadi santri itu kalau dia mau menggerakkan dirinya untuk thalabul ‘ilmi, mencari ilmu—dulu disebut menuntut ilmu, tapi kita khawatir nanti dianggap ilmu ini punya salah sehingga dituntut-tuntut, maka kita maknai dengan mencari ilmu—tazkiyatun nafs, membersihkan jiwa.
Karena, lebih dari sekadar mereka yang belajar di dalam lingkungan lembaga-lembaga sekuler atau di dalam lingkungan lembaga-lembaga pendidikan yang dikatakan formal atau lebih modern, santri itu belajar tidak hanya dengan mengisi akalnya saja, tapi juga diiringi dengan riyadlah untuk membersihkan jiwanya.
Jadi kalau cuma belajar dengan menyerap ilmu pengetahuan saja, itu belum santri. Santri itu belajarnya dibarengi dengan tirakat. Ini karena dedikasi total kepada ilmu sehingga ilmu itu betul-betul diperjuangkan secara lahir dan batin.
Dan, elemen utama yang ketiga, jelas adalah jihad fī sabīlillāh, karena seluruh keberadaan kita semua sebagai makhluk ini adalah untuk menghamba kepada Allah subhānahu wa ta’ālā, dan puncak dari penghambaan itu adalah jihad fī sabīlillāh.
Artikel Terkait
Begini Lirik Mars dan Tema Hari Santri 2022
Apel Hari Santri Nasional Akan Diikuti 460 Ribu Santri
Menag Rilis Logo Hari Santri 2023, Jihad Santri Jayakan Negeri
Makna dan Filosofi Logo Hari Santri 2023, Jihad Santri Jayakan Negeri
Hari Santri 2023, Menag Yaqut Tidak Undang Bakal Calon Presiden