• Minggu, 21 Desember 2025

Laporan Polisi Jokowi Disebut Berimplikasi Terhadap Citra Polri

Photo Author
- Rabu, 8 Oktober 2025 | 18:14 WIB
Kasus Ijazah Jokowi makin panas, tiga orang diperiksa polisi. (X @SianiparRismon)
Kasus Ijazah Jokowi makin panas, tiga orang diperiksa polisi. (X @SianiparRismon)
KONTEKS.CO.ID – Simpul Aktivis Angkatan (SIAGA) 98 menilai bahwa laporan polisi tentang dugaan pencemaran nama baik yang dilayangkan Joko Widodo (Jokowi) berpengaruh pada citra Polri.
 
"Perlu disadari, laporan Joko Widodo ini juga berimplikasi terhadap citra kepolisian," kata Hasanuddin, Koordinator SIAGA 98 di Jakarta, Rabu, 8 Oktober 2025.
 
Di satu sisi, lanjut Hasanuddin, Polri dituntut menegakkan hukum tanpa pandang bulu. Namun di sisi lain, posisi pelapor adalah seorang mantan presiden yang masih memiliki pengaruh politik dan simbolik yang besar. 
 
 
"Situasi ini menempatkan Polri dalam keadaan sulit, antara profesionalisme penegakan hukum dan persepsi publik yang menilai keberpihakannya," kata dia.
 
Dalam konteks ini, Polri harus menempatkan fungsi menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) sebagai prioritas utama dibanding penegakan hukum yang berpotensi memperlebar ketegangan sosial. 
 
Menurut Hasanuddin, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo harus berani mengambil inisiatif untuk menyelesaikan persoalan ini demi mencegah polarisasi dan kegaduhan yang kontraproduktif bagi kepentingan nasional.
 
 
Di sisi lain, Roy Suryo-Rismon, dr Tifa, dan sejumlah pihak sebenarnya telah menutup perdebatan ini melalui penerbitan buku "Jokowi's White Paper" yang dipandang sebagai bagian dari upaya penelitian ilmiah dalam ruang demokrasi.
 
"Apabila Presiden Joko Widodo memandang perlu untuk memberikan klarifikasi, maka jalan yang sama dapat ditempuh," katanya.
 
Ia menyampaikan, melalui pendekatan yang sama, terbuka, dan argumentatif, bukan lewat proses hukum yang justru memperuncing perbedaan pandangan.
 
 
"Langkah Jokowi untuk mencabut laporan dan memperlihatkan ijazah aslinya akan menjadi langkah berani sekaligus menenangkan," ujarnya. 
 
Menurut Hasanuddin, dengan demikian, Jokowi bukan hanya menegaskan integritas pribadi, tetapi juga membantu menjaga marwah lembaga kepolisian serta menegakkan tradisi keterbukaan dan akuntabilitas di ruang demokrasi.***
 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Setiawan Konteks

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X