“Sekitar 70 persen produksi batik nasional berasal dari Pekalongan dan sekitar 20 persen produksinya sudah diekspor ke pasar internasional,” kata Afzan.
Sementara itu, Wali Kota Malang Wahyu Hidayat memaparkan upaya penguatan batik melalui program Kemis Mbois, yaitu kewajiban bagi ASN dan non-ASN di lingkungan pemerintahan untuk menggunakan batik khas Malang setiap hari Kamis.
“Program ini sudah berjalan selama dua tahun dan berhasil membuat perajin batik di Kota Malang kebanjiran permintaan,” katanya.
Adapun Wali Kota Magelang Damar Prasetyono menegaskan bahwa meskipun industri batik di Magelang tidak sebesar di Pekalongan dan Malang, pihaknya tetap berkomitmen meningkatkan daya saing melalui penyediaan fasilitas Industri Kecil Menengah (IKM) Center.
Baca Juga: Indonesia Tetapkan Harga Acuan Minyak Sawit Mentah Oktober 2025 Sebesar Rp16 Juta per Ton
Gedung ini difungsikan sebagai tempat promosi, produksi, dan uji mutu produk UMKM, termasuk batik. “Kami ingin memastikan kualitas produk UMKM Magelang memiliki standar yang baik agar mampu bersaing di pasar,” ujarnya.
Acara ini turut dihadiri Direktur Utama LLP-KUKM Doddy Akmadsyah Matondang, Asisten Deputi Bidang Pemasaran dan Digitalisasi Usaha Mikro Ari Anindya Hartika, serta Direktur Bisnis dan Pemasaran LLP-KUKM Rizki Firdaus.***
Artikel Terkait
Perluas Pembiayaan UMKM Perumahan, Kementerian UMKM Gelar BISLAF
Hilirisasi UMKM Tak Lagi Manual, Kementerian UMKM Tekankan Pemanfaatan Teknologi Digital
Kementerian UMKM Dorong Hilirisasi Nilam untuk Perluas Lapangan Kerja
Kementerian UMKM Fasilitasi Usaha Menengah di Jawa Tengah untuk Memasuki Pasar Modal
Kementerian UMKM Lantik 70 PPPK Wujudkan Pelayanan Lebih Baik bagi UMKM