KONTEKS.CO.ID - Kantor Staf Presiden (KSP) mendorong evaluasi menyeluruh terhadap program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Ini setelah serangkaian kasus keracunan makanan siswa terjadi di sejumlah daerah.
Kepala KSP Muhammad Qodari pada Sabtu 20 September 2025 menekankan pentingnya penguatan mekanisme dan kerangka kelembagaan program, agar tujuan dapat tercapai tanpa mengorbankan kesehatan siswa.
“Harus ada perbaikan mekanisme, kelembagaan, dan aspek lainnya. Ini alarm bagi kita, dan perbaikannya harus cepat,” kata Qodari.
“Paling dikhawatirkan adalah kejadian di daerah terpencil, saat fokus penanganannya tidak sekuat di kota,” ujar Qodari.
Kasus terbaru terjadi pada 18 September di Garut, Jawa Barat, yang menimpa 569 siswa.
Baca Juga: Changchun Air Show: China untuk Pertama Kalinya Perlihatkan Pesawat Siluman Baru Tercanggih J-20
Qodari menegaskan program MBG harus menerapkan nol toleransi terhadap insiden, dengan menekankan kegagalan dalam memenuhi standar kebersihan sekecil apa pun tidak bisa ditoleransi.
Ia juga menyampaikan kekhawatiran atas tingginya risiko di daerah terpencil dengan akses terbatas pada fasilitas kesehatan.
“Kalau di kota, siswa bisa cepat pulih karena fasilitas memadai. Tapi di daerah terpencil, ini bisa jadi bencana,” tambahnya.
Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi secara terbuka menyampaikan permintaan maaf atas insiden keracunan tersebut.
Ia memastikan pemerintah melakukan langkah pemulihan cepat sekaligus evaluasi menyeluruh.
Artikel Terkait
Menkeu Purbaya Minta BGN Rutin Lapor Anggaran Makan Bergizi Gratis ke Publik
BGN Benarkan Baki Makan Bergizi Gratis Mengandung Lemak Babi, BPOM Bungkam
JPPI Desak Presiden Prabowo Hentikan Sementara Program Makan Bergizi Gratis Usai Ribuan Anak Keracunan
Sri Sultan HB X Singgung Soal Keracunan Program MBG, Sebut Pola Masak Makan Bergizi Gratis
Menkeu Purbaya Ultimatum BGN: Serapan MBG Lemot, Dana Nganggur Siap Disikat dan Dialihkan ke Program Lain