• Senin, 22 Desember 2025

Pengamat Intelijen Ungkap Tujuan Geng Solo Begal Demonstrasi

Photo Author
- Selasa, 2 September 2025 | 10:59 WIB
Aksi unjuk rasa masih berlangsung di Komples DPR Jakarta pada Jumat malam, 29 Agustus 2025. (KONTEKS.CO.ID/Ist)
Aksi unjuk rasa masih berlangsung di Komples DPR Jakarta pada Jumat malam, 29 Agustus 2025. (KONTEKS.CO.ID/Ist)

KONTEKS.CO.ID – Pengamat intelijen Sri Radjasa Chandra ungkap tujuan geng Solo membegal aksi demonstrasi pada pekan lalu. 

Sri Radjasa dalam sinear Forum Keadilan TV dikutip pada Selasa, 2 September 2025, mengatakan, narasi atau isu awal dari aksi demonstrasi pada pekan lalu itu adalah tangkap Jokowi dan makzulkan Gibran Rakabuming Raka.

Lantas dalam perjalannya, geng Solo membegalnya menjadi mengangkat isu negatif DPR yang memang relevan, khususnya soal berbagai tunjangan hingga adanya pernyataan memantik amarah rakyat.

Baca Juga: Geng Solo Disebut Jadi Operator Lapangan dan Begal Demonstrasi

"Bahwa DPR hedonis, DPR menerima tunjangan yang berlebihan sehingga DPR tidak layak menjadi wakil rakyat," ucapnya.

Ia menyatakan bahwa aksi demonstrasi pada 25 Agustus 2025 telah dibegal. Ini terlihat dari massa demonstrasi yang bersal dari berbagai kelompok atau entitas.

"Ini juga menjadi unik demo kali ini gitu loh. Di mana-mana demo itu selalu satu entitas, buruh [hanya buru atau hanya satu kelompok saja]. Ini bermacam-macam dan berbagai macam latar belakang," katanya.

Baca Juga: Riza Chalid Disebut Sempat Kibuli Kubu Prabowo pada Pilpres 2014

Menurutnya, demonstrasi tersebut bukan aksi yang oroginal karena ada kelompok lain turut bermain.

"Jadi ini demo yang sudah dibajak, sudah dibegal, Tapi kelihatannya tidak terlalu berhasil," katanya.

Sedangkan soal banyaknya lapisan masyarakat yang turun melakukan aksi unjuk rasa karena banyak kebijakan yang merugikan rakyat dan sulitnya kodisi ekonomi, Sri Radjasa mengatakan, itu menjadi alasan mereka turun.

Baca Juga: Ini Alasan Riza Chalid Jadi Bohir Aksi Demonstrasi

Namun kembali ke narasi atau isu yang bergeser, itu karena pesanan kekuatan politik tertentu yang merasa terusik.

Tangkap Jokowi dan makzulkan Gibran yang merupakan narasi awal, itu menjadikan DPR sebagai ancaman bagi kelompok Jokowi dan Gibran.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Setiawan Konteks

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X