Mereka kemudian mencuri apa pun yang bisa mereka dapatkan dengan cepat.
Insiden-insiden tersebut sebagian besar merupakan pencurian oportunistik.
Meskipun sering kali bersenjata pisau, para pelaku biasanya tidak konfrontatif dan menggunakan pendekatan "tabrak lari".
Pengumuman pengadaan peralatan ini datang hampir dua bulan setelah ReCAAP, lembaga pengawas pembajakan di Asia Tenggara, mengungkapkan insiden perampokan di Selat Singapura dari Januari hingga Juni tahun ini meningkat empat kali lipat.
Baca Juga: Apa Itu Yonko? Tokoh Bajak Laut Ternama di Dunia Baru Anime
Direktur Eksekutif ReCAAP, Vijay Chafekar, mengatakan kepada TradeWinds kemungkinan bajak laut itu tertangkap sangat rendah.
"Situasi sosial-ekonomi di wilayah tertentu itu juga telah mendorong orang-orang untuk mengambil risiko besar ini dan beralih ke pembajakan," kata Chafekar.
SRT Marine mengatakan kesepakatan mereka dengan ISCG mendapat dukungan kuat dari pemerintah dan sebagian difasilitasi oleh lembaga kredit ekspor pemerintah Inggris, UK Export Finance, yang menyediakan paket pembiayaan ekspor kredit pembeli sebesar USD183,8 juta atau sekitar Rp3 triliun.***
Artikel Terkait
Ambalat Diserempet Malaysia, DPR: Pemerintah Jangan Lembek soal Laut Sulawesi
11 Hari di Tengah Laut, Nelayan Bitung yang Hanyut Diterjang Badai Akhirnya Dipulangkan
Dapat Pinjaman Miliaran Rupiah, BPH Global Perluas Operasi Rumput Laut di Indonesia
Heboh Kemunculan Hiu Berwarna Oranye di Laut Kosta Rika Bikin Bingung Peneliti