• Senin, 22 Desember 2025

Indonesia Resmi Menjabat Ketua BIMP-EAGA 2025–2028

Photo Author
- Selasa, 26 Agustus 2025 | 16:35 WIB
Indonesia resmi memegang kursi keketuaan BIMP-EAGA untuk periode 2025–2028.
Indonesia resmi memegang kursi keketuaan BIMP-EAGA untuk periode 2025–2028.

KONTEKS.CO.ID - Indonesia resmi memegang kursi keketuaan Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, Philippines – East ASEAN Growth Area (BIMP-EAGA) untuk periode 2025–2028.

Kepemimpinan ini ditandai melalui pelaksanaan The 12th BIMP-EAGA Micro, Small & Medium Enterprises Development Working Group (MSMED WG) yang berlangsung di Bali, pada 25–26 Agustus 2025.

Kementerian Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) selaku tuan rumah penyelengaraan The 12th BIMP-EAGA MSMED WG, yang diwakili oleh Deputi Bidang Usaha Menengah, Bagus Rachman, menyampaikan apresiasi kepada Brunei Darussalam atas kepemimpinannya dalam tiga tahun terakhir.

Ia sekaligus menegaskan kesiapan Indonesia untuk membawa semangat kolaborasi baru bagi penguatan UMKM di kawasan sub-regional Asia Tenggara.

Baca Juga: Geledah Rumah Dinas Noel Ebenezer, KPK Sita Mobil Alphard dan 4 Handphone dari Plafon

“UMKM merupakan tulang punggung perekonomian di Indonesia. Mereka telah membuktikan daya saing melalui fleksibilitas, kreativitas, dan ketahanan di masa krisis. Namun, masih banyak tantangan yang harus diatasi bersama,” kata Bagus Rachman saat membuka pertemuan.

Bagus menjelaskan, BIMP-EAGA merupakan inisiatif kerja sama sub-regional yang berfokus pada percepatan pembangunan sosial-ekonomi di wilayah terpencil dan kurang berkembang di keempat negara anggotanya.

Kerja sama ini mencakup peningkatan konektivitas, perdagangan, investasi, pariwisata, serta sektor strategis lainnya.

Sebagai ketua baru, kata Bagus, Indonesia menekankan sejumlah program prioritas yang sejalan dengan agenda nasional, antara lain penguatan ekosistem digital, fasilitasi legalitas dan sertifikasi produk.

Baca Juga: NeutraDC Summit 2025 Digelar: Hadirkan Kolaborasi Global, Luncurkan Inovasi AI

Selain itu peningkatan akses pembiayaan, perluasan pasar domestik dan internasional, serta pengembangan kemitraan usaha berbasis klaster melalui Program Holding UMKM.

Khusus di sektor perkebunan, Indonesia menyoroti penguatan rantai pasok kakao sebagai salah satu komoditas unggulan yang berpotensi memperkuat kerja sama regional.

 

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Eko Priliawito

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X