"Kisah-kisah pahlawan ini bisa dikemas juga dalam bentuk rangkaian saga kejuangan pahlawan yang sarat nilai dan itu kontekstual dengan Indonesia."
Dengan pendekatan kreatif dan inovatif, cerita-cerita lokal itu dapat dikemas dalam bentuk komik, animasi, hingga film pendek yang relevan dengan selera anak muda masa kini.
Baca Juga: Soal Beras Oplosan, Menko Zulhas Pastikan Pelaku Ditindak Tegas, Operasi Pasar Dipercepat
Kesempatan Menyatukan Semangat Global dan Lokal
Pernyataan Wamenag membuka peluang baru untuk menjembatani budaya populer global dan semangat nasionalisme lokal.
Pemerintah bisa memanfaatkan momen ini sebagai jembatan dialog dengan generasi muda.
Bukan tidak mungkin, semangat Luffy dan teman-temannya justru menjadi pintu masuk baru dalam membumikan nilai kebangsaan di tengah era digital dan banjir budaya global.
“Kita minta anak muda ambil nilai kepahlawanan untuk membela Merah Putih,” tegas Romo menutup.
Apakah bendera One Piece pantas dikibarkan? Bagi sebagian orang mungkin tidak.
Tapi jika semangat di baliknya bisa diarahkan ke sesuatu yang lebih besar seperti membela Merah Putih, mengapa tidak?
Fenomena ini menjadi refleksi bahwa narasi perjuangan tak harus kaku.
Baca Juga: Manusia Tertua di Jepang Berusia 114 Tahun Ungkap Rahasia Panjang Umurnya, Yuk Kepoin!
Selama nilai dasarnya adalah keberanian, keadilan, dan anti-penindasan, maka potensi menghidupkan kembali nasionalisme dari budaya populer adalah peluang yang tidak boleh disia-siakan.***
Artikel Terkait
Mantan Tentara Israel Kelola Vila Mewah di Bali Diduga Dijamin Perusahaan Indonesia
Silfester Matutina Tak Kunjung Dieksekusi, KOSMAK Desak Jaksa Agung Periksa Eks Kajari Jaksel Anang Supriatna
Indonesia Jalin Kerja Sama Industri dengan Republik Belarus
Polda Metro Jaya Sidik Kasus Penculikan Anggota Densus 88 hingga Rumah Jampidsus Dijaga Ketat TNI
Kementerian PU Mulai Konstruksi Sekolah Rakyat Tahap 1C, Ditargetkan Rampung Akhir Agustus 2025