Akibatnya, sebagian dari mereka sempat tinggal lebih lama di Madinah, nah untuk mengatasi hal ini, Ditjen PHU menyediakan transportasi alternatif yang kemudian dikritisi Arab Saudi sebagai prosedur yang menyimpang.
Penempatan Hotel yang Tidak Sesuai
Kerajaan Arab Saudi juga mencatat adanya penempatan jemaah di hotel yang tidak sesuai dengan syarikah penyedia layanan.
Baca Juga: KPK Mulai Garap Kasus Dugaan Korupsi Pembagian Kuota Haji
Hilman menjelaskan sebagian jemaah memilih pindah hotel demi berkumpul dengan keluarga, seperti suami-istri atau lansia dan pendampingnya.
Ketentuan Kesehatan Jemaah Lansia
Jumlah jemaah lansia dan berisiko tinggi yang cukup besar menjadi perhatian otoritas Saudi.
Pemerintah Saudi mengharapkan agar seleksi jemaah dilakukan lebih ketat.
Itu supaya jemaah dengan kondisi kesehatan berat tidak diberangkatkan.
Masalah Penyembelihan Dam
Terakhir, Saudi menyoroti ketidaktertiban dalam pelaksanaan pembayaran dan penyembelihan dam oleh jemaah.
Menurut Hilman, walau Kemenag telah menganjurkan penggunaan layanan Adahi yang ditunjuk Kerajaan, banyak jemaah yang sudah terlanjur menggunakan metode lain, termasuk lewat pasar lokal atau kerja sama dengan mukimin.
Ketiadaan data pasti mengenai jumlah jemaah yang menggunakan Adahi menyulitkan proses kontrak dengan pihak Saudi.***
Artikel Terkait
Identitas Pesawat Saudi Mendarat Darurat di Kualanamu, Diancam Bom, Bawa Jemaah Haji
53.156 Jemaah dan Petugas Haji Tiba di Tanah Air, Ada 22 Kloter