“Setahu saya, dana untuk tahun ini sudah dialokasikan dalam APBN mereka. Saya yakin ini menunjukkan bahwa Indonesia akan membayar setelah masalah ini selesai, dan mereka tidak akan menarik diri dari program ini,” ungkap Kang.
“Mereka terus memantau perkembangan KF-21 secara aktif, jadi saya rasa Indonesia tidak akan meninggalkan proyek ini begitu saja.”
Rencana awal menyebutkan Korea Selatan akan mengoperasikan 120 unit KF-21, sementara Indonesia akan memiliki 50 unit varian IFX.
Baca Juga: 2 Teknisi Indonesia yang Dituduh Curi Teknologi Jet Tempur Korsel Dicekal hingga April 2024
Kang juga mengungkapkan kekhawatirannya terhadap ketertarikan Indonesia untuk ikut serta dalam program jet tempur Kaan buatan Turkish Aerospace, karena hal itu bisa menyulitkan upaya KAI memasarkan KF-21 di negara-negara mayoritas Muslim seperti Malaysia – pernyataan ini disampaikan saat Kang menghadiri pameran pertahanan LIMA di Malaysia.
Dalam kesempatan tersebut, Kang juga mengatakan kepada pejabat pertahanan Malaysia bahwa KF-21 mampu menawarkan “150%” kemampuan dengan hanya 70–80% dari biaya pesawat pesaing seperti Dassault Rafale dan Eurofighter Typhoon.
“Jika dihitung biaya operasional selama masa pakai sekitar 30 tahun, KF-21 menawarkan keunggulan biaya yang signifikan,” ucap Kang.***
Artikel Terkait
KB Bank Korea Pertimbangkan Orang Indonesia Jadi Direktur Utama
Proyek Mobil Nasional, Perusahaan Otomotif Korea Pasok Bus Listrik dan Kendaraan Militer ke Indonesia
Korea Selatan Serukan Penyelesaian Cepat dengan Indonesia terkait Proyek Jet Tempur KF-21