KONTEKS.CO.ID - Perusahaan bioteknologi asal China, CanSino Biologics Inc., klaim sudah dapat izin persetujuan untuk menggelar uji klinis Fase I vaksin booster tuberkulosis (TB) berbasis inhalasi di Indonesia.
Langkah ini dinilai sebagai kemajuan penting dalam pengembangan metode baru pencegahan TB.
Pengembangan itu khususnya di negara-negara dengan angka kejadian tinggi, termasuk Indonesia.
Melalui pernyataan resminya, Kamis, 15 Mei 2025, CanSino menyebut vaksin inhalasi ini dikembangkan sebagai pelengkap vaksin Bacillus Calmette-Guerin (BCG).
Vaksin itu selama ini menjadi standar imunisasi TB.
Namun, efektivitas BCG dinilai menurun seiring waktu, terutama dalam melindungi populasi dewasa dari infeksi paru-paru.
Vaksin inhalasi CanSino dirancang untuk meningkatkan kekebalan di saluran pernapasan melalui penguatan imunitas mukosa.
Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Indonesia menempati peringkat kedua tertinggi di dunia untuk kasus TB setelah India, dengan sekitar 969 ribu kasus baru tercatat pada 2022.
Oleh karena itu, inovasi vaksin seperti yang dikembangkan CanSino dipandang strategis.
Hal itu untuk memperkuat sistem pertahanan tubuh terhadap penyebaran bakteri Mycobacterium tuberculosis.
Vaksin inhalasi menggunakan teknologi yang sebelumnya diterapkan CanSino dalam pengembangan vaksin Covid-19 berbasis adenovirus.
Dalam studi awal yang dilakukan di China, vaksin tersebut menunjukkan potensi menghasilkan respons antibodi yang kuat.
Terutama di saluran pernapasan bagian atas—-area utama infeksi TB—-dengan efek samping minimal.
Persetujuan uji coba klinis Fase I di Indonesia membuka jalan bagi pengujian keamanan dan respons imun pada kelompok relawan sehat.
Artikel Terkait
Sanksi Baru AS Ancam China! Pengiriman Minyak Iran Disebut Dukung Terorisme!
Cara Beli Tiket Timnas Indonesia vs China, Wajib Garuda ID dan Lewat Livin' by Mandiri