KONTEKS.CO.ID - Kritik terhadap Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka disampaikan Pengamat politik Rocky Gerung.
Dia menyebut soal legitimasi politik yang sah tidak cukup untuk menjawab keresahan psikologis publik yang kian membesar.
Utamanya, di tengah potensi eskalasi konflik internasional dan ketidakstabilan dalam negeri.
Baca Juga: Daftar Harga Emas di Pegadaian pada 11 Mei 2025: Antam dan Galeri24 Naik, UBS Tetap
Awalnya, Rocky Gerung menuturkan terkait eskalasi perang antara India dan Pakistan yang sama-sama memiliki senjata nuklir.
"Rudal India sudah tiba di Pakistan. Kalau itu berubah menjadi perang proksi, Gibran mau ngapain di situ? Mesti ada pembagian kerja tuh," kata Rocky menukil YouTube Indonesia Lawyers Club, Minggu 11 Mei 2025.
Saat ini, kata dia, keresahan publik, khususnya generasi muda, terus mencuat. Dia lantas bercerita seorang siswa SMA yang bertanya soal masa depan Indonesia jika dipimpin oleh Gibran.
Baca Juga: 5 Destinasi Wisata Bertema Buddha di Libur Waisak 2025, Sayang untuk Dilewatkan
“Tadi saya ngobrol dengan anak SMA kelas 1. Dia tanya ke saya, ‘Pak, saya punya masa depan nggak kalau 2029 Gibran yang jadi presiden?’” ujar Rocky Gerung meniru ucapan sang anak.
Menurutnya, pertanyaan tersebut sangat sederhana dan mencerminkan kekhawatiran generasi muda terhadap arah politik nasional.
Dia kemudian berpendapat, meski secara hukum Gibran punya legitimasi, tekanan publik secara psikologis mengarah pada dorongan pemakzulan.
Baca Juga: Istana Sebut Uji Klinis Vaksin TBC Besutan Bill Gates di Bawah Pantauan WHO, Klaim Sudah Aman
"Secara konstitusi ada, tetapi secara politik nggak mungkin. Politik itu bukan the art of the possible, yang mungkin mana, tapi the attacking the impossible,” tuturnya.
Artikel Terkait
Saat Prabowo Sebut Nama Jokowi di Sidang Kabinet, Soal Ijazah Palsu Hingga 'Boneka' Ayah Gibran
Pemakzulan Gibran Sebagai Wapres Langkah Konstitusional yang Sah, Tapi Sulit Terwujud
Prabowo Duduk Berdampingan dengan Try Sutrisno yang Ingin Copot Gibran dari Jabatan Wapres
Halal Bilahalal Purnawirawan TNI Dihadiri 1.000 Orang, Cuma Wapres Gibran yang Tak Diundang
Mahfud MD: Makzulkan Wapres Gibran Secara Teoritis Bisa, tapi Praktiknya Sulit!