KONTEKS.CO.ID - PT BYD Motor Indonesia memastikan pembangunan pabrik kendaraan listrik miliknya di Subang, Jawa Barat, tetap berjalan sesuai rencana.
Meski sempat diwarnai isu gangguan yang melibatkan organisasi masyarakat atau ormas lokal.
Kepala Hubungan Masyarakat, PR, dan Hubungan Pemerintahan BYD Indonesia, Luther T. Panjaitan, menegaskan proyek senilai Rp11,7 triliun itu tidak mengalami gangguan berarti.
"Semua persiapan dan proses konstruksi berjalan dengan lancar," kata Luther dalam keterangan pers, baru-baru ini.
Hingga kini, identitas organisasi masyarakat yang disebut-sebut terlibat belum diungkap ke publik.
Namun, pemerintah menyoroti pentingnya perlindungan terhadap investasi asing dari gangguan pihak-pihak tak bertanggung jawab.
Pabrik BYD di Subang akan menjadi salah satu fasilitas otomotif terbesar di Asia Tenggara, dengan kapasitas produksi 150 ribu unit per tahun.
Proyek ini diproyeksikan menciptakan hampir 10 ribu lapangan kerja baru dan mendukung pengembangan ekosistem kendaraan listrik nasional.
Kendati demikian, insiden ini mencerminkan tantangan lokal yang masih dihadapi dalam pelaksanaan reformasi investasi.
Walau Indonesia berhasil meningkatkan arus investasi asing langsung hingga 44,2 persenpada 2022, hambatan di tingkat daerah masih kerap terjadi.
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto sebelumnya menekankan pemerintah akan terus menciptakan iklim investasi yang sehat.
"Jika ada gangguan dari pihak manapun, pemerintah akan bertindak. Kita tidak boleh membiarkan reputasi Indonesia tercoreng di mata dunia," Menko Airlangga menegaskan.
Kasus BYD ini juga menjadi pengingat proyek strategis tetap membutuhkan pengelolaan hubungan masyarakat dan komunitas lokal yang baik.
Terutama di tengah upaya Indonesia untuk menjadi pusat manufaktur kendaraan listrik di kawasan.***
Artikel Terkait
Kia Concept EV2: Mobil Listrik Mungil yang Bakal Gerus BYD Dolphin dan MG 4 EV
Hadapi Tesla, BYD, dan Xiaomi, Toyota bZ7 Segera Mengaspal: Sedan Listrik yang Fantastis