Sementara itu, masyarakat di Desa Suger Kidul telah terbiasa dengan perbedaan dalam mengawali puasa Ramadan dan penetapan Idulfitri.
Baca Juga: Respons Atalia Usai Lisa Mariana Spill Isi Chat Bu Cinta soal Tes DNA dan Uang Tutup Mulut Rp2 M
Mereka menganggap perbedaan ini sebagai bagian dari keberagaman yang tidak menghalangi terciptanya kerukunan.
Perbedaan dengan Metode Pemerintah
Penetapan 1 Syawal oleh pemerintah didasarkan pada metode rukyatul hilal dan hisab dengan kriteria MABIMS (Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura).
Hilal harus memiliki tinggi minimal 3 derajat dan elongasi 6,4 derajat agar dapat ditetapkan sebagai awal bulan baru.
Baca Juga: Arab Saudi Rayakan Idul Fitri Minggu Hari ini
Berbeda dengan itu, sistem khumasi yang digunakan Ponpes Salafiyah Syafi'iyah telah diterapkan selama ratusan tahun dan tetap digunakan oleh sebagian jamaah di daerah tersebut.
Para ahli astronomi dari Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) menjelaskan bahwa perbedaan penetapan Idulfitri sering terjadi karena variasi metode perhitungan.
Pemerintah memastikan bahwa hilal benar-benar terlihat sebelum menetapkan awal bulan, sementara beberapa kelompok menggunakan pendekatan hisab yang berbeda.
Baca Juga: Ariel Noah Mudik Naik Italjet Dragster 200 ke Bandung, Harga Skuternya Rp175 Juta
Dengan adanya perbedaan ini, masyarakat diharapkan tetap saling menghormati keputusan masing-masing dalam merayakan Idulfitri.***
Artikel Terkait
PP Muhammadiyah Tetapkan 1 Ramadan 1446 Hijriah Pada 1 Maret, Idulfitri 31 Maret
158 Ribu Narapidana Dapat Remisi Nyepi dan Idulfitri, 948 Orang Langsung Bebas
Kata-kata Idul Fitri yang Menyentuh Hati untuk Keluarga dan Sahabat
Arab Saudi Rayakan Idul Fitri Minggu Hari ini
Lebaran Lebih Awal, Jemaah An-Nadzir Gowa Tetapkan 1 Syawal pada 30 Maret