KONTEKS.CO.ID - Puluhan sopir angkot Jakarta Utara (Jakut) menggeruduk Kantor Balai Kota DKI Jakarta, Rabu 15 Mei 2024. Di sana mereka menggelar aksi unjuk rasa.
Para sopir angkot menyuarakan kekecewaannya dan menuntut Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono agar membuka empat rute mikrotrans di Jakarta Utara.
"Rasa kecewa luar biasa adanya jalur Jak namanya 111 ada di SK itu mestinya bisa terlaksanakan tapi apa yang terjadi? Transjakarta malah membuka jalur yang baru yang namanya M-10," keluh perwakilan sopir angkot Jakut, Waridin kepada wartawan, Rabu 15 Mei 2024.
Sejatinya Dishub DKI Jakarta telah menjanjikan pembukaan empat rute mikrotrans, yaitu JAK 111, JAK 114, JAK 116, serta JAK 119.
Pihaknya juga terminta oleh Dishub DKI Jakarta untuk melakukan peremajaan armada mobil. Tujuannya agar sesuai standar angkutan mikrotrans yang telah tertetapkan.
"Di tahun 2019 otoritas perhubungan DKI telah mengeluarkan sebuah SK yang memerintahkan kepada kami sebagai pemilik untuk meremajakan armada," jelasnya.
"Karena pemerintah DKI Jakarta ketika itu akan melaksanakan sebuah kegiatan apa yang disebut dengan angkutan gratis," sambungnya.
Sopir Angkot: Armada Diremajakan, Rute Tak Juga Turun
Lantas, kekecewaan pun dirasakan oleh para sopir angkot. Pasalnya, mereka sudah bersepakat akan mengikuti SK tersebut dan bersedia meremajakan mobilnya.
Namun sampai detik ini empat rute yang terjajikan sama sekali belum beroperasi.
"Kami punya mobil ini bukan sekonyong-sekoyong gubernur kasih armada, kami kredit. Kredit itu ada DP-nya, kami cari ke sana kemari," ketusnya.
"Akhirnya apa yang terjadi? Sampai hari ini 4 jalur Jak Lingko itu tidak berjalan," sambungnya.
Karena itu, Waridin mendesak Heru Budi turut andil dalam menyelesaikan permasalahan tersebut.
Ia mengaku telah berkomunikasi dengan Dishub DKI Jakarta, tapi hasilnya tetap buntu. "Karenanya kami hadir di sini untuk meminta pertolongan kepada seseorang yang sangat punya kompetensi di provinsi ini yaitu Pak PJ Gubernur," tegasnya.
"Tapi hari ini karena satu dan lain hal barangkali Pak Pj Gubernur tidak mau menerima kita, kita nggak tau alasannya apa," sesalnya lagi. ***