KONTEKS.CO.ID - Tahun Baru Imlek adalah salah satu perayaan penting bagi masyarakat Tionghoa di seluruh dunia.
Perayaan iTahun Baru Imlek ni menandai awal tahun baru berdasarkan kalender lunar, yang pada tahun ini jatuh di tanggal 10 bulan Februari.
Tahun Baru Imlek penuh dengan tradisi, simbol, dan kegembiraan yang menurut kepercayaan dapat membawa keberuntungan, kebahagiaan, dan kelimpahan di tahun yang baru.
Ritual Perayaan Imlek
Perayaan Imlek berlangsung selama 21 hari, awal ritual dengan mengantar Dewa Dapur ke langit seminggu sebelum Imlek.
Dewa Dapur adalah dewa yang bertugas melaporkan kehidupan manusia kepada Dewa Thian, dewa tertinggi dalam kepercayaan Tionghoa.
Untuk mendapatkan laporan positif, masyarakat Tionghoa memberikan persembahan, membakar dupa, dan membakar petasan kepada Dewa Dapur.
Mereka juga mengoleskan madu ke patung Dewa Dapur agar dia berbicara manis tentang mereka.
Selain itu, masyarakat Tionghoa juga melakukan pembersihan rumah, klenteng, dan lingkungan mereka sebagai simbol membersihkan hal-hal buruk dan menyambut hal-hal baru.
Pada malam Imlek, mereka melakukan persembahyangan kepada Tuhan dan leluhur sebagai bentuk penghormatan dan syukur.
Pada hari pertama Imlek, mereka mengenakan pakaian baru, saling mengucapkan selamat, dan berbagi angpao, yaitu amplop merah yang berisi uang.
Angpao adalah simbol pemberian rezeki dan keberuntungan kepada orang-orang yang lebih muda atau belum menikah.
Makna Barongsai dan Warna Merah
Salah satu atraksi yang tidak boleh ketinggalan dalam perayaan Imlek adalah barongsai yaitu, tarian yang menampilkan seekor naga atau singa yang dibuat dari kain berwarna-warni.
Barongsai adalah simbol kekuatan, keberanian, dan kejayaan. Tarian ini dipercaya dapat mengusir roh-roh jahat dan membawa keberuntungan bagi penontonnya.
Barongsai juga sering melakukan atraksi melompat dan mengambil jeruk atau kubis yang di gantung di udara. Jeruk dan kubis adalah simbol kemakmuran dan kesuburan.
Warna merah adalah warna yang dominan dalam perayaan Imlek, dan juga memiliki makna kebahagiaan, keberuntungan, dan kelimpahan.
Warna merah juga dianggap sebagai warna yang ditakuti oleh roh-roh jahat, terutama oleh Nian, seekor monster raksasa yang menurut legenda sering muncul di akhir tahun untuk memakan manusia dan hewan.
Untuk melindungi diri, masyarakat Tionghoa menggantungkan lentera dan gulungan kertas merah di pintu dan jendela rumah mereka.
Mereka juga membunyikan petasan dan lembang api untuk membuat suara keras yang dapat mengusir Nian.
Perayaan ini mengajarkan kita untuk menghargai leluhur, bersyukur atas segala nikmat, dan berharap akan masa depan yang lebih baik.
Dengan mengenal ritual, simbol, dan tradisi dalam perayaan Imlek, kita dapat lebih menghormati kebudayaan Tionghoa yang telah menjadi bagian dari kekayaan bangsa Indonesia.
Selamat merayakan Tahun Baru Imlek, semoga tahun ini membawa keberuntungan dan kebahagiaan bagi kita semua. Gong Xi Fa Cai!***