lifestyle

Alergi Dingin Bisa Membahayakan Nyawa, Ini Penyebab dan Gejalanya

Ana
Minggu, 17 September 2023 | 10:40 WIB
Penyebab dan gejala alergi dingin. (wayhomestudio.freepik)

KONTEKS.CO.ID - Tahukah Anda bahwa tidak semua orang dapat menikmati udara dingin atau cuaca sejuk. Bagi beberapa individu, bahkan suhu dingin dapat menjadi pemicu reaksi kulit yang tidak nyaman, yang kita kenal sebagai alergi dingin atau urtikaria dingin.

Alergi dingin merupakan respons kulit yang muncul beberapa menit setelah terkena paparan dingin, baik itu air dingin atau udara dingin.

Di balik fenomena ini, terdapat beberapa faktor yang dapat menjadi penyebab, dan salah satunya adalah faktor genetik.

Reaksi alergi dingin terjadi ketika tubuh merespons cuaca dingin dengan melepaskan histamin dan zat kimia lainnya ke dalam aliran darah.

Ini merupakan upaya tubuh untuk melindungi diri dari bahaya yang dianggap berasal dari suhu dingin.

Sayangnya, respons ini berlebihan pada individu yang mengalami masalah ini, sehingga memicu gejala seperti gatal, bengkak, dan ruam pada kulit.

Salah satu penyebab alergi dingin yang menarik untuk dipelajari adalah faktor genetik. Beberapa individu mungkin mewarisi kecenderungan ini dari orangtua mereka.

Beberapa penelitian mengindikasikan bahwa ada kondisi genetik tertentu yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena alergi dingin.

Meskipun jarang terjadi, namun faktor genetik ini dapat menjadi salah satu alasan mengapa seseorang rentan terhadap kondisi ini.

Faktor Penyebab Alergi Dingin


Selain faktor genetik, ada beberapa faktor risiko lain yang dapat meningkatkan kemungkinan terkena alergi dingin, antara lain.

1. Reaksi Sistem Imun


Pada banyak kasus, alergi ini pemicunya adalah sistem imun yang "berlebihan" dalam merespons suhu dingin sebagai ancaman.

Sehingga hal ini mengakibatkan pelepasan antibodi dan histamin yang memicu gejala alergi.

2. Faktor Usia


Anak-anak dan remaja lebih rentan terkena urtikaria dan kondisi ini seringkali membaik dengan sendirinya seiring bertambahnya usia.

3. Penyakit Tertentu


Beberapa penyakit seperti kanker atau hepatitis dapat meningkatkan risiko terkena urtikaria. Penyakit yang berkaitan dengan darah dan kulit juga dapat menjadi faktor risiko.

4. Infeksi Sebelumnya


Orang yang baru saja pulih dari infeksi seperti pneumonia atau radang paru-paru juga lebih rentan terhadap alergi ini.

Alergi dingin biasanya mulai terasa ketika kulit terpapar air dingin atau cuaca dingin, terutama jika suhu di bawah 4 derajat Celsius.

Gejala Alergi Dingin



  • Tangan yang bengkak saat terkena benda dingin.

  • Munculnya ruam yang sangat gatal pada kulit yang terpapar udara dingin.

  • Bengkak pada bibir dan tenggorokan setelah mengonsumsi makanan atau minuman dingin.

  • Kulit yang memerah.


Reaksi dari gejala ini yang paling parah dapat terjadi ketika seluruh tubuh terpapar suhu dingin, misalnya saat berenang di air dingin.

Gejala berat ini dapat membahayakan nyawa, termasuk pembengkakan pada tenggorokan dan lidah, kesulitan bernapas, penurunan tekanan darah yang drastis, detak jantung yang tidak stabil, pingsan, serta bengkaknya lengan dan kaki.

Secara umum, urtikaria dapat hilang dengan sendirinya dalam beberapa pekan atau bulan. Namun, ada juga kasus di mana kondisi ini dapat berlangsung lebih lama.

Pengobatan yang dapat Anda lakukan meliputi penggunaan antihistamin dan penghindaran paparan dingin.

Orang yang mengalami urtikaria sebaiknya berkonsultasi dengan dokter untuk menentukan strategi pengobatan yang tepat sesuai dengan tingkat keparahan gejalanya.

Dalam kasus-kasus yang lebih serius, terutama jika terjadi reaksi alergi yang parah, perawatan medis segera diperlukan.

Kesadaran akan faktor-faktor risiko, termasuk faktor genetik, dapat membantu individu memahami lebih baik kondisi mereka dan mengambil tindakan yang diperlukan untuk mengelolanya.***

Tags

Terkini