KONTEKS.CO.ID - Tahun 2026 diprediksi menjadi babak baru bagi industri skincare pria. Tidak lagi sekadar kebutuhan sampingan, perawatan kulit kini dianggap investasi gaya hidup dan budaya modern bagi pria Indonesia.
Perubahan ini bukan hanya soal penampilan, tapi juga strategi untuk meningkatkan kepercayaan diri, baik di ranah sosial maupun profesional.
Anton Wirjono, Founder & CEO The Goods Dept, menegaskan tren ini semakin nyata. "Belanja pria mulai mengejar tingkat belanja wanita," ujar Anton beberapa waktu lalu.
Selain itu, kebutuhan profesional mendorong pria makin peduli soal estetika.
"Kalau kita mau membuat kesepakatan dengan orang atau cari pekerjaan, penampilan jadi sangat penting," tambah Anton.
Andrie Kurniarahman, Group Head Brand Development ParagonCorp, memprediksi pasar ini bakal meledak dan membentuk norma baru, di mana cuek soal perawatan diri dianggap ketinggalan zaman.
Anton menekankan, "Kalau nggak paham kondisi wajah atau skincare, seseorang akan dianggap tidak mengikuti budaya."
Meski kesadaran meningkat, literasi tentang kesehatan kulit pria masih jadi tantangan tersendiri.
Baca Juga: CGV Tanam 2.857 Mangrove di Karawang, Bentengi Pesisir dari Abrasi dan Banjir Rob
Skincare Pria 2026: Literasi Kulit Pria dan Solusi AI
Dr. M. Akbar Dhana, Ketua Perdoski Jakarta, mencatat bahwa pria cenderung lebih cuek soal kulit. Banyak yang datang ke dokter kulit bukan karena inisiatif sendiri, tapi dorongan orang lain.
Tren 2026 pun menekankan pendekatan personalisasi berbasis teknologi, termasuk AI.
Andrie menjelaskan, "Kami pakai AI untuk membuat edukasi lebih cepat dan mudah diakses, salah satunya lewat Skin Analyzer AI."