“Kementerian Pariwisata akan terus mengamplifikasi nilai-nilai yang didorong oleh UN Tourism agar desa wisata di Indonesia dapat memanfaatkan pariwisata sebagai kendaraan transformasi yang positif, inklusif, dan berkelanjutan. Kita ingin menciptakan desa yang mempromosikan dan melestarikan alam serta budaya, menghargai gastronomi, kerajinan tangan, dan manusianya. Desa yang terus berinovasi dan memiliki jiwa kewirausahaan, memberdayakan masyarakatnya, serta mengupayakan kesejahteraan (wellbeing) bagi penduduk lokal maupun wisatawan,” paparnya.
Desa Pemuteran dikenal sebagai destinasi pesisir dengan keindahan alam laut, warisan budaya Bali yang kuat, dan komitmen tinggi terhadap pariwisata berkelanjutan. Melalui berbagai inisiatif, desa ini menjaga ekosistem laut, mengembangkan ekowisata, dan melestarikan kearifan lokal.
Kolaborasi antara masyarakat, pemerintah daerah, dan lembaga swadaya masyarakat menjadi kunci keberhasilan Pemuteran dalam menciptakan keseimbangan antara pengembangan pariwisata dan pelestarian lingkungan.
Sebelumnya, Desa Pemuteran juga telah menyabet ASEAN Tourism Standard kategori Community-Based Tourism (CBT) untuk periode 2023-2025.
Pencapaian Pemuteran menambah daftar panjang prestasi desa wisata Indonesia di kancah internasional, setelah sebelumnya Desa Wisata Nglanggeran (2021), Penglipuran (2023), Jatiluwih (2024), dan Wukirsari (2024) juga menorehkan prestasi serupa. Hal ini semakin memperkuat posisi Indonesia dalam jaringan desa wisata global.***