lifestyle

Khutbah Jumat 3 Oktober 2025, Ulama MUI Ingatkan Bahaya Bermedia Sosial untuk Integrasi Bangsa

Jumat, 3 Oktober 2025 | 11:02 WIB
Ulama MUI dalam khutbah Jumat 3 Oktober 2025 mengingatkan bahaya media sosial. (MUI)

Allah SWT berfirman dalam surat Al-Hujurat ayat 12:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ ۖ وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا ۚ أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَحِيمٌ

“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Mahapenerima Taubat lagi Mahapenyayang.” (QS Al-Hujurat: 12).

 

Kita harus berhati-hati dalam berbicara dan menulis di media sosial. Hindari menyebarkan ujaran kebencian, fitnah, atau komentar negatif yang bisa menyinggung perasaan orang lain. Sebaliknya, marilah kita berusaha untuk saling menghormati, mendukung, dan memperbaiki satu sama lain dalam semangat persaudaraan.

 

Ketiga, menghargai perbedaan pendapat

 

Dalam media sosial, kita sering kali menemui berbagai pendapat yang berbeda. Islam mengajarkan kita untuk menghargai perbedaan, selama itu tidak bertentangan dengan ajaran agama. Nabi Muhammad SAW bersabda:

عَنْ أَبِيْ عَامِرٍ الْهَوْزَنِيِّ عَبْدِ اللهِ بْنِ لُحَيِّ عَنْ مُعَاوِيَةَ بْنِ أَبِيْ سُفْيَانَ أَنَّهُ قَامَ فِيْنَا فَقَالَ: أَلاَ إِنَّ ررَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَامَ فِيْنَا فَقَالَ: أََلاَ إِنَّ مَنْ قَبْلَكُمْ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ اِفْتَرَقُوْا عَلَى ثِنْتَيْنِ وَسَبْعِيْنَ مِلَّةً وَإِنَّ هَذِهِ الْمِلَّةَ سَتَفْتَرِقُ عَلَى ثَلاَثٍ وَسَبْعِيْنَ. ثِنْتَانِ وَسَبْعُوْنَ فِي النَّارِ وَوَاحِدَةٌ فِي الْجَنَّةِ وَهِيَ الْجَمَاعَةُ .

Dari Abu ‘Amir al-Hauzaniy ‘Abdillah bin Luhai, dari Mu’awiyah bin Abi Sufyan, bahwasanya ia (Mu’awiyah) pernah berdiri di hadapan kami, lalu ia berkata: “Ketahuilah, sesungguhnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah berdiri di hadapan kami, kemudian beliau bersabda, “Ketahuilah sesungguhnya orang-orang sebelum kamu dari Ahli Kitab (Yahudi dan Nasrani) terpecah menjadi 72 (tujuh puluh dua) golongan dan sesungguhnya ummat ini akan berpecah belah menjadi 73 (tujuh puluh tiga) golongan, (adapun) yang tujuh puluh dua akan masuk Neraka dan yang satu golongan akan masuk Surga, yaitu “al-Jama’ah.” (HR Ibnu Majah, Dawud)

Baca Juga: Ferry Latuhihin Kritik Kebijakan 'Koplaknomics' Menkeu Purbaya: Bawa RI Menuju Krisis Fiskal seperti Sri Lanka dan Argentina!

Kita harus mampu berdiskusi dengan cara yang baik dan santun, serta menerima perbedaan pendapat dengan lapang dada.
Keempat, menjaga Etika dan Adab dalam Berbicara

 

Media sosial adalah ruang publik yang dapat diakses oleh banyak orang. Oleh karena itu, kita harus menjaga adab dan etika dalam berbicara. Hindari kata-kata yang kasar, menghina, atau merendahkan orang lain. Dalam Islam, kita diajarkan untuk berbicara dengan sopan dan penuh kasih sayang. Allah SWT berfirman dalam surat Al-Ahzab ayat 70:

Halaman:

Tags

Terkini