kabar-baik

Sering Dirisak, Anak Autis Punya IQ Lebih Tinggi dari Einstein Raih Gelar Master di Usia 11 Tahun

Rabu, 10 Mei 2023 | 12:33 WIB
Adhara Pérez Sánchez punya skor IQ 162, lebih tinggi dari fisikawan terkenal Albert Einstein. Sánchez meraih gelar master di bidang teknik. Foto: adhara_perez11's

KONTEKS.CO.ID - Anak autis bergelar master. Adhara Pérez Sánchez adalah seorang anak beranjak remaja berusia 11 tahun yang luar biasa dari Mexico City.

Adhara Pérez Sánchez memiliki kemampuan luar biasa yang membedakannya. Dengan skor IQ 162, lebih tinggi dari fisikawan terkenal Albert Einstein, Sánchez berada di jalur yang tepat untuk mendapatkan gelar master di bidang teknik. Ya, dia adalah anak autis bergelar master.

Dia telah memperoleh gelar dalam bidang teknik sistem dari Universitas CNCI. Adhara Pérez Sánchez juga meraih gelar teknik industri dengan spesialisasi matematika dari Universitas Teknologi Meksiko.

Baca Juga: Pembalap Indonesia Veda Ega Pratama Finis Podium, Bendera Merah Putih Berkibar di Sirkuit Sepang

Meski menghadapi intimidasi atau di-bully karena autismenya, Sánchez lulus dari sekolah dasar pada usia lima tahun. Lalu menyelesaikan sekolah menengah pertama dan atas hanya dalam satu tahun.

Dia adalah keajaiban akademis dan pembicara publik yang ulung yang bercita-cita menjadi astronot.

Tujuan utamanya adalah bekerja dengan NASA, dan dia secara aktif mengejar impian ini dengan bekerja sama dengan Badan Antariksa Meksiko untuk mendorong siswa muda menjelajahi bidang eksplorasi ruang angkasa dan matematika.

Baca Juga: Profil Malea Emma, Sering Nyanyikan Lagu Kebangsaan AS di Ajang Bergengsi, Pernah Bikin Zlatan Ibrahimovic Terpana

India Times melaporkan, Sanchez, yang dibesarkan di lingkungan berpenghasilan rendah, didiagnosis menderita autisme pada usia tiga tahun setelah mengalami kemunduran dalam perkembangan bicaranya.

Dalam sebuah wawancara dengan Marie Claire, ibu Sanchez mengungkapkan bahwa putrinya mulai menarik diri setelah menerima perundungan dari siswa lain karena kondisinya dan gurunya tidak menunjukkan kepedulian terhadap kesulitannya.

"Para guru tidak terlalu berempati. Dia mulai mengucilkan dirinya sendiri. Dia tidak ingin bermain dengan teman sekelasnya dan merasa aneh, berbeda," kata Ibu Sanchez, Nayeli Sánchez.

Baca Juga: Luar Biasa, Tim Barunastra ITS Juara Kapal Robot di Amerika untuk Keenam Kalinya!

"Dia bisa di sekolah untuk sementara, tapi kemudian dia tidak bisa, tertidur, dan tidak ingin melakukan hal-hal lagi. Dia sangat tertekan, orang tidak memiliki empati, mereka mengolok-oloknya," keluhnya. ***

Tags

Terkini