"Konsep aksi itu universal, bukan milik satu grup saja. Banyak MV sekarang pakai gaya sinematik yang mirip," tulis seorang penggemar.
Sejauh ini, YG Entertainment maupun KQ Entertainment (agensi ATEEZ) belum memberikan pernyataan resmi mengenai tuduhan penjiplakan ini.
Terlepas dari perdebatan tersebut, "We Go Up" tetap menjadi comeback tersukses BABYMONSTER sejak debut mereka pada 2023.
Lagu ini berhasil kembali menembus Top 10 Spotify Korea dan menduduki posisi teratas di YouTube Trending Global.
Tagar #WeGoUp dan #BABYMONSTERPlagiarism bahkan sempat bersaing di puncak trending dunia, menandakan tingginya perhatian publik terhadap isu ini.
Beberapa pengamat K-pop berpendapat bahwa kontroversi semacam ini bisa jadi justru menguntungkan.
"Di dunia K-pop yang kompetitif, setiap perbincangan adalah promosi. Bahkan kontroversi bisa memperkuat visibilitas grup," tulis Koreaboo dalam analisanya.
Plagiarisme di Industri K-pop
Fenomena tudingan penjiplakan bukanlah hal baru di industri musik Korea.
Sebelumnya, grup besar seperti LE SSERAFIM, aespa, hingga IVE juga sempat disorot karena kemiripan konsep visual dengan artis lain.
Dalam dunia yang sangat bergantung pada estetika visual dan tren artistik, batas antara "terinspirasi" dan "menjiplak" memang semakin kabur.
Sebagian fans melihatnya sebagai bentuk kreativitas yang saling menginspirasi, sementara sebagian lain menilai itu merusak orisinalitas.***
Artikel Terkait
Baru Launching, Hearts2Hearts Geser Posisi BABYMONSTER, Penjualan Album Debut Terbanyak di Hanteo
Hello Monsters, Ini Harga Tiket 2025 Konser BABYMONSTER Jakarta, Termurah Rp1.250 Ribu
BABYMONSTER Kembali Guncang Jakarta! Catat Tanggal Konser 'Hello Monster' Juli 2025
Good Day Latte Umumkan BABYMONSTER Sebagai Brand Ambassador dan Jadi Sponsor Utama Konser Jakarta!
BabyMonster Siap Comeback! Lagu Baru Hot Sauce Rilis 1 Juli 2025, Tapi Rami Tidak Ikut, Kenapa?