ekonomi

Tekstil RI Terpuruk, 5 Pabrik Tutup, 3.000 Karyawan Kena PHK Gara-Gara Terdesak Impor Murah

Senin, 1 Desember 2025 | 14:46 WIB
Pabrik tekstil RI gulung tikar 2025: 3.000 pekerja kena PHK. (Unsplash/equalstock)

 

 

KONTEKS.CO.ID - Industri tekstil Indonesia kembali diguncang kabar pahit. Sepanjang 2025, lima pabrik resmi menghentikan produksi dan menutup pintu operasional mereka.

Akibatnya, sekitar 3.000 pekerja harus menerima kenyataan pahit: pemutusan hubungan kerja yang datang tanpa banyak pilihan.

Farhan Aqil Syauqi, Sekjen APSyFI, menyebut kondisi ini bukan sekadar penurunan musiman. Ia menilai industri hulu tekstil sedang berada di titik krusial.

Baca Juga: Banjir Sumatra Bukan Hanya Alam: Walhi Soroti Alih Fungsi Hutan dan Izin Pemerintah Jadi Pemicu Utama

“Tutupnya lima perusahaan tersebut disebabkan kerugian serius akibat penjualan yang tidak maksimal di pasar domestik,” ujarnya dalam keterangan tertulis yang dilansir Senin, 1 Desember 2025.

Menurut Farhan, banjir produk impor dengan harga dumping terutama kain dan benang menjadi faktor utama yang meruntuhkan daya saing perusahaan lokal.

Industri yang dulu dianggap kokoh kini merosot, dan perlambatan produksi mulai terasa hampir di semua lini.

Baca Juga: Dedi Mulyadi Soroti Misteri Kayu Gelondongan Banjir Sumatra: Pohon Tak Bisa Bunuh Diri Massal

Bahkan enam pabrik lain saat ini hanya beroperasi di bawah 50%, beberapa sudah masuk fase on-off.

Situasi semakin mencemaskan karena sejumlah mesin polimerisasi, tulang punggung produksi hulu, sudah berhenti total.

Farhan memperingatkan, jika pemerintah tak bergerak cepat mengontrol aliran impor dan membuka transparansi soal kuota, gelombang penutupan pabrik pada 2026 sangat mungkin terjadi.

Baca Juga: Daftar Kosmetik Ilegal BPOM 2025: Marvis Toothpaste, Meidian Mask, Hand Body IP hingga Venalisa Gel Polish

Halaman:

Tags

Terkini

Stok Aman, Pemerintah Putuskan Stop Impor Beras 2026

Sabtu, 20 Desember 2025 | 15:45 WIB