KONTEKS.CO.ID - PT Danantara Asset Management (DAM) mengungkap adanya praktik kanibalisme, di mana BUMN saling serang dan saling membunuh satu sama lain di pasar hanya demi mengejar target omzet.
Akibat dari praktik tidak sehat ini, sebuah revolusi pemangkasan besar-besaran kini disiapkan, yang mengancam nasib lebih dari 800 anak dan cucu perusahaan BUMN.
Managing Director Danantara, Febriany Eddy, dalam media briefing di Jakarta, Jumat, 14 November 2025, tidak menutupi fakta menyakitkan ini.
Baca Juga: Jadi Tersangka Tudingan Kasus Dugaan Ijazah Palsu Jokowi, Roy Suryo Cs Minta Tambahan Saksi dan Ahli
Ia menjelaskan bahwa banyak BUMN beroperasi dengan logika yang salah, di mana performance hanya dinilai dari sisi omzet.
"Sehingga, at all cost harus dapat. Nah, hal seperti itu sangat tidak sehat, nggak make sense, kita (BUMN) saling membunuh di dalam,” ujar Febriany kepada wartawan.
Bagi publik, praktik saling bunuh antar-perusahaan pelat merah ini adalah pemborosan uang negara yang sangat nyata. Febriany mencontohkan kasus yang paling mudah dilihat publik seperti PT Garuda Indonesia dan PT Citilink Indonesia.
Meskipun keduanya adalah satu keluarga di bawah BUMN, perilaku mereka di pasar justru saling menghancurkan.
Ia mengungkap, meski Citilink adalah low-cost carrier (LCC) dan Garuda adalah full-cost carrier, mereka tetap "saling membunuh di rute-rute tertentu".
"Itu terjadi, kita harus akui itu,” tegas mantan CEO PT Vale Indonesia Tbk tersebut. Praktik ini membuat kedua maskapai negara tersebut "berdarah-darah" di rute yang sama, yang pada akhirnya merugikan keuangan negara.
Untuk menghentikan kegilaan ini, Danantara kini menyiapkan langkah pemaksaan sinergi dan pemangkasan massal. Langkah pertama adalah memaksa BUMN yang bersaing di lini yang sama untuk bersatu.
"Anda satu keluarga, Anda satu. Nggak ada lagi, oh saya sama Citilink beda. Anda bisa di segmen yang berbeda tapi tidak berarti saling membunuh," kata Febriany, menjelaskan arahan barunya.
Langkah kedua adalah bersih-bersih total. Danantara akan memangkas jumlah BUMN beserta anak cucunya yang kini membengkak hingga 1.063 perusahaan.