KONTEKS.CO.ID - Nilai tukar rupiah hari ini dibuka fluktuatif namun cenderung melemah di kisaran Rp16.580–Rp16.630 per dolar AS pada perdagangan awal pekan, Senin, 20 Oktober 2025.
Berdasarkan data Bloomberg, rupiah menutup perdagangan Jumat, 17 Oktober 2025, dengan melemah 0,05% atau 9 poin ke level Rp16.590 per dolar AS.
Sementara itu, indeks dolar AS justru terkoreksi tipis 0,16% ke posisi 98,18.
Baca Juga: Sita Total Rp13,2 Triliun, Kejagung Ungkap Alasan Hanya Pamerkan Rp2,4 Triliun ke Presiden Prabowo
Menurut pengamat pasar uang Ibrahim Assuaibi, arah rupiah hari ini akan sangat dipengaruhi oleh sentimen global terkait kemungkinan pemangkasan suku bunga The Federal Reserve (The Fed) bulan ini.
Data ekonomi Amerika Serikat menunjukkan inflasi mulai terkendali dan pertumbuhan melambat, sehingga peluang pelonggaran moneter terbuka cukup lebar.
The Fed Mulai Dovish, Dolar AS Masih Bertahan
Ketua The Fed, Jerome Powell, baru-baru ini memberi sinyal bahwa bank sentral siap bersikap lebih hati-hati terhadap kondisi tenaga kerja dan inflasi.
Baca Juga: Rapor Merah Penegakan Hukum Era Prabowo-Gibran: Polri Dapat Nilai 2, TNI 3 dari 10
Nada dovish yang ditunjukkan Powell memperkuat pandangan bahwa penurunan suku bunga acuan bisa terjadi lebih cepat dari perkiraan.
Sejalan dengan itu, Gubernur The Fed Christopher Waller menyatakan dukungannya terhadap pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan Oktober.
Sedangkan Stephen Miran, anggota baru The Fed, bahkan mendorong langkah yang lebih agresif demi menjaga momentum ekonomi.
Namun di sisi lain, ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat dan Tiongkok kembali menekan sentimen pasar.
Presiden AS Donald Trump mengumumkan rencana tarif tambahan 100% atas seluruh impor dari Tiongkok bulan depan.
Baca Juga: Hasil Drawing SEA Games 2025: Indonesia Masuk Grup Neraka Bersama Myanmar dan Singapura!