KONTEKS.CO.ID - Prospek The Open Network (TON), token yang terafiliasi erat dengan aplikasi perpesanan Telegram, dinilai masih sangat cerah dan berada di bawah nilai wajarnya (undervalued).
Potensi besar token tersebut didukung oleh rencana Telegram untuk meluncurkan Super App yang akan mengintegrasikan layanan langsung ke basis pengguna masifnya yang telah mencapai satu miliar orang.
Dalam siniar yang tayang di kanal Youtube Timothy Ronald pada Jumat, 10 Oktober 2025, Co-Founder Akademi Crypto Kalimasada menyatakan bahwa sentimen terhadap TON saat ini sangat positif.
Baca Juga: Pemerintah Ubah Pola Publikasi Data Utang, Ini Maksudnya
Hal ini disebabkan akan adanya peluncuran Super App yang akan diumumkan pada acara Token 2049.
"TON ini memang yang mana relatif banyak orang bullish ya karena dia di token 2049 mau rilis yang super app," ujarnya.
Salah satu keunggulan utama yang dimiliki TON adalah kemampuannya untuk berintegrasi langsung dengan satu miliar pengguna Telegram.
Baca Juga: Soal Audit Total Operasional Tambang PT Freeport, Ini Kata Menteri Bahlil
Hal ini memberikan token tersebut keuntungan luar biasa dibandingkan proyek Web3 lain yang masih berjuang keras untuk mendapatkan adopsi massal.
"Dia itu orang yang nge-handle web2 ya, nge-handle orang dengan user yang gede. Biasanya dia lebih gampang nge-handle yang di web 3," jelasnya, merujuk pada keahlian tim di balik Telegram dalam mengelola basis pengguna yang besar.
Dukungan dari pemain besar di industri keuangan juga memperkuat sentimen positif terhadap TON.
Token ini diketahui menjadi salah satu aset yang masuk ke dalam portofolio milik Pantera Capital, salah satu venture capital terkemuka di dunia kripto.
Baca Juga: Ranking FIFA Terbaru: Indonesia Terancam Disalip Malaysia!
Secara valuasi, Kalimasada sepakat bahwa proyek ini masih sangat murah. "I think Ton is a very very underrated project ya sekarang," pungkasnya.