ekonomi

Diremehkan Karena Terlalu Simpel, Timothy Ronald Buktikan Strategi Hanya Beli Bitcoin Justru Lebih Unggul

Jumat, 10 Oktober 2025 | 15:00 WIB
Timothy Ronald (Tangkapan layar Kanal Youtube Timothy Ronald)

KONTEKS.CO.ID - Founder Akademi Crypto, Timothy Ronald melontarkan pembelaan kuat terhadap strategi yang sering dianggap terlalu sederhana, yakni hanya membeli Bitcoin.

Menurutnya, pendekatan ini seringkali diremehkan, padahal jika dilakukan dengan benar, hasilnya terbukti mampu mengalahkan kinerja manajer investasi profesional.

Pembelaan ini dilontarkannya untuk menjawab keraguan publik dan investor pemula yang kerap meremehkan kekuatan aset kripto terbesar di dunia tersebut.

"Jangan meremehkan cuman beli Bitcoin, Reksadana di Indonesia kalah sama Bitcoin gua" tegasnya dalam diskusi yang ada di kanal Youtube Timothy Ronald, Kamis, 9 Oktober 2025.

Ia berargumen bahwa keberhasilan strategi ini bukanlah terletak pada tindakan membeli semata, melainkan pada pemahaman yang melatarbelakanginya.

Baca Juga: Ramai di Medsos, Lender Keluhkan Gagal Bayar Miliaran Rupiah di Fintech P2P Dana Syariah Indonesia

Banyak investor, menurutnya, tidak memahami esensi dari investasi Bitcoin yang sesungguhnya.

"Emang yang beli Bitcoin di luar bisa tahu kenapa dia beli Bitcoinnya? Enggak, kan," ujarnya. "Berapa persen di portofolio? Dia tahu enggak? Belum tentu," lanjutnya, menekankan pentingnya alokasi aset yang terukur.

Lebih lanjut, Timothy menjelaskan bahwa strategi hanya beli Bitcoin ini bukanlah satu-satunya komponen dalam portofolionya, melainkan bagian dari kerangka investasi yang lebih besar dan terstruktur.

Rekannya, yang dikenal sebagai Kalimasada, membagi alokasi aset likuid mereka ke dalam beberapa 'keranjang' utama untuk manajemen risiko, yakni 30% di Bitcoin, 30% di emas, dan 30% dalam bentuk tunai (USD).

Baca Juga: Tawarkan Harga Premium, Valuasi IPO Superbank Disebut Setara Raksasa Perbankan BCA

Sementara itu, hanya sisa 10% dari portofolio yang dialokasikan untuk aset-aset yang lebih berisiko atau bersifat spekulatif.

Kerangka ini menunjukkan bahwa meskipun terlihat sederhana, penempatan Bitcoin dilakukan dalam manajemen risiko yang sangat disiplin.

Argumennya diperkuat oleh testimoni sejumlah pengikutnya yang hadir dalam diskusi tersebut. Salah seorang partisipan mengungkapkan bahwa strateginya berinvestasi di Bitcoin telah mengubah hidupnya.

Halaman:

Tags

Terkini

Stok Aman, Pemerintah Putuskan Stop Impor Beras 2026

Sabtu, 20 Desember 2025 | 15:45 WIB