KONTEKS.CO.ID - Di tengah optimisme pasar, investor muda Timothy Ronald justru menyuarakan kekhawatiran yang mendalam mengenai kondisi ekonomi global.
Berdasarkan analisisnya terhadap siklus sejarah, ia memperingatkan bahwa situasi saat ini menunjukkan anomali yang mirip dengan periode menjelang Great Depression pada 1920-1930an, sebuah era krisis ekonomi terparah dalam sejarah.
"Saya enggak suka kalau misalnya gold-nya rally-nya terlalu jauh. Dan equity-equity mahal banget nih. Equity US tuh mahal banget," ujar Timothy dalam sebuah video yang diunggah di kanal Youtube Sandiuno TV pada Minggu, 28 September 2025.
Baca Juga: IRC for Reform: Dua Opsi Akhiri Dwifungsi Polri
Ia menyoroti fenomena langka di mana harga emas sebagai aset aman (safe haven) mencapai rekor tertinggi, sementara di saat yang sama harga saham-saham di Amerika Serikat juga berada di level yang sangat mahal.
Menurutnya, kombinasi antara euforia di pasar saham dan pelarian modal ke aset aman seperti emas secara bersamaan adalah sebuah pertanda yang tidak baik. "Ini cukup anomali ya. It's never a good sign," tambahnya.
Kesejajaran Sejarah yang Mengkhawatirkan
Timothy secara spesifik merujuk pada siklus 100 tahunan dan melihat adanya kesejajaran yang mengkhawatirkan dengan periode sebelum depresi besar di abad ke-20.
Baca Juga: Tablet Gaming Legion Pertama Hadir di Indonesia: Adem Dibuat Gaming, Gahar untuk Kerja Harian
Peringatan ini ia sampaikan sebagai catatan bagi para investor dan pengelola dana untuk lebih waspada dan tidak terlena dengan kondisi pasar saat ini.
"Cuman yang saya takutnya, kalau yang saya lihat nih, bisa jadi kenyataan. Kita tuh mirip sebenarnya seperti
Great Depression 1920-2030. Aduh, berat itu. Berat, berat, berat, berat, berat," ungkapnya dengan nada serius.
Baca Juga: Unggah Foto Salaman dengan Trump, Prabowo Optimis Ada Terobosan Perdamaian
Peringatannya ini menjadi pengingat bahwa di tengah ketegangan geopolitik yang tinggi dan valuasi aset yang membumbung, risiko terjadinya koreksi pasar yang tajam atau bahkan krisis ekonomi tidak bisa dikesampingkan.
Investor diimbau untuk lebih berhati-hati dalam menyikapi kondisi pasar saat ini yang dinilainya penuh dengan ketidakpastian.***
Artikel Terkait
The Fed Pangkas Suku Bunga, Dow Jones Naik, Nasdaq Melemah, Pasar Saham Ditutup Bervariasi
BEI Hentikan Perdagangan 7 Saham, Cabut Suspensi 3 Emiten Logistik
Saham Freeport McMoRan Anjlok 15 Persen karena Insiden Fatal di Tambang Grasberg
Harga Emas Antam Hari Ini Pecah Rekor Tertinggi Lagi, Tembus Rp2,175 Juta per Gram!
Harga Emas Antam Hari Ini Pecah Rekor Lagi, Tren Naik Terus Bikin Investor Deg-degan