ekonomi

Ferry Latuhihin Kritik Kebijakan 'Koplaknomics' Menkeu Purbaya: Bawa RI Menuju Krisis Fiskal seperti Sri Lanka dan Argentina!

Jumat, 3 Oktober 2025 | 08:58 WIB
Ferry Latuhihin (Tangkapan Layar Kanal Youtube Rhenald Kasali)

KONTEKS.CO.ID - Pengamat ekonomi Ferry Latuhihin menyuarakan keprihatinannya terhadap arah kebijakan fiskal di bawah Menteri Keuangan baru, Purbaya Yudhi Sadewa.

Ia menilai, gaya Purbaya yang sangat agresif dalam mendorong stimulus fiskal di tengah kondisi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang rapuh justru berisiko memicu krisis.

"Menteri Keuangan yang sekarang, Purbaya, itu lebih parah lagi," ujar Ferry dalam sebuah diskusi di kanal Youtube Rhenal Khasali pada Kamis, 2 Oktober 2025.

Baca Juga: Kondisi Keuangan KFC Berdarah-darah: Si Jagonya Ayam PHK 400 Karyawan, Tutup 19 Gerai

Ia menjelaskan, jika Menteri Keuangan sebelumnya, Sri Mulyani Indrawati, cenderung sangat berhati-hati dalam mengelola anggaran, maka Purbaya justru sebaliknya.

Purbaya dinilai terlalu percaya diri untuk menggelontorkan likuiditas ke pasar dengan harapan dapat memacu pertumbuhan ekonomi, sebuah pendekatan yang Ferry sebut sebagai bagian dari "Koplaknomics" atau ekonomi serampangan.

Masalahnya, menurut Ferry, kebijakan agresif ini tidak didukung oleh kondisi fundamental ekonomi yang kuat.

Baca Juga: Sah! Paripurna DPR Setujui RUU Kepariwisataan Jadi Undang-undang

Dengan rasio utang terhadap PDB (debt to GDP ratio) yang sudah melonjak dari 23% menjadi 40% dalam 10 tahun terakhir, Indonesia dinilai sudah mendekati level waspada.

"Orang akan melihat di atas 50% itu sudah lampu kuning menuju lampu merah," tegasnya.

Selain itu, efisiensi investasi di Indonesia sangat rendah. Hal ini tecermin dari angka ICOR (Incremental Capital Output Ratio) yang mencapai 7,6.

Baca Juga: Enam Wakil Indonesia Bertarung di Jadwal Perempat Final Al Ain Masters 2025 Hari Ini: Ada Chiara M Handoyo

"Artinya untuk menghasilkan 1% pertumbuhan, kita butuh investasi 7,6% dari GDP kita. Itu boros sekali," paparnya.

Dengan kondisi utang yang terus menumpuk sementara investasi tidak efisien, langkah Purbaya untuk terus menambah belanja yang didanai utang adalah sebuah pertaruhan yang sangat berbahaya.

Halaman:

Tags

Terkini

Stok Aman, Pemerintah Putuskan Stop Impor Beras 2026

Sabtu, 20 Desember 2025 | 15:45 WIB