KONTEKS.CO.ID – Direktur INDEF, Eisha Maghfiruha Rachbini, menilai kebijakan stimulus 8 plus 4 belum cukup untuk menumbuhkan perekonomin nasional.
Eisha di Jakarta, Minggu, 28 September 2025, lebih lanjut menyampaikan, insentif seperti potongan pajak dan bantuan, hanya bersifat jangka pendek.
"Tidak sepenuhnya menjawab persoalan fundamental, yakni stagnasi pendapatan riil serta terbatasnya penciptaan lapangan kerja berkualitas," katanya.
Baca Juga: INDEF: Menkeu Purbaya Harus Jaga Keseimbangan Ekonomi, Buka Banjiri Likuiditas Bank
Menurutnya, tanpa perbaikan distribusi pendapatan dan penguatan sisi permintaan domestik secara berkelanjutan, efek stimulus akan cepat mereda begitu intervensi fiskal dihentikan.
Ia menilai, yang terjadi saat ini bukan kendala likuiditas perbankan. Tantangannya, adalah lemahnya permintaan kredit.
Ia berpendapat, pemerintah perlu melakukan strategi kebijakan fiskal dalam mendorong daya beli masyarakat.
Baca Juga: INDEF: Menkeu Purbaya Harus Jaga Keseimbangan Ekonomi, Buka Banjiri Likuiditas Bank
Peran kebijakan fiskal dalam melakukan stabilisasi ekonomi ditujukan sebagai bantalan guncangan di saat daya beli masyarakat turun, terutama mereka yang berpenghasilan rendah.
Menyikapi hal itu, Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa, kata Eisha, perlu mengeluarkan kebijakan yang mendorong daya beli masyarakat dan memperbaiki tingkat kepercayaan konsumen.
"Melalui stimulus fiskal untuk dapat meningkatkan belanja dari sisi rumah tangga," katanya.***