KONTEKS.CO.ID – Utang Luar Negeri atau ULN swasta Indonesia pada Juli 2025 tercatat stabil di level USD195,6 miliar atau sekitar Rp3.199 triliun.
Meski begitu, posisi tersebut masih mencatat kontraksi pertumbuhan sebesar 0,3 persen (yoy), relatif sama dengan bulan sebelumnya.
Bank Indonesia menyebut perkembangan ini dipicu kontraksi lebih dalam pada ULN korporasi nonkeuangan, yaitu 1,2 persen (yoy).
Baca Juga: Operasi Senyap Australia Bikin Geger, Dua Warga Ditangkap Diduga Pasok Senjata untuk KKB Papua
Situasi ini terjadi di tengah pertumbuhan Utang Luar Negeri lembaga keuangan yang lebih tinggi, mencapai 3,6 persen (yoy).
Berdasarkan sektor, porsi terbesar ULN swasta berasal dari industri pengolahan, jasa keuangan dan asuransi, pengadaan listrik dan gas.
Selain itu juga ada pertambangan dan penggalian dengan pangsa 80,4 persen terhadap total ULN swasta.
Baca Juga: Utang Luar Negeri Indonesia Turun Jadi Rp7.091 Triliun, Pemerintah Fokus Sektor Produktif
Namun secara keseluruhan struktur ULN Indonesia tetap sehat, seperti rilis yang disampaikan Bank Indonesia pada Senin 15 September 2025.
Rasio Utang Luar Negeri terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) turun menjadi 30,0 persen pada Juli dari 30,5 persen pada Juni.
Selain itu, ULN Indonesia masih didominasi utang jangka panjang dengan porsi 85,5 persen.
Baca Juga: Mentan Amran Klaim Target Swasembada Pangan Tercapai Lebih Cepat
Bank Indonesia dan pemerintah menegaskan akan terus memperkuat koordinasi dalam memantau perkembangan ULN, memastikan penerapan prinsip kehati-hatian, dan mengoptimalkan peran ULN untuk pembiayaan pembangunan.
Hal itu dengan memperhatikan pertumbuhan ekonomi nasional yang berkelanjutan.***