COB
KONTEKS.CO.ID – Industri alas kaki Indonesia menggeliat kembali. Salah satu indikasi kebangkitannya adalah ekspor sepatu merek Converse yang diproduksi oleh industri alas kaki di Batang, Jawa Tengah.
Di bawah naungan Nike Inc., negara tujuan ekspor sepatu Converse hasil produksi PT Yih Quan tersebut adalah Amerika Serikat dan Australia.
Nilainya masing-masing USD100.000 dan USD60.000. “Ekspor ini adalah momentum yang menjadi bukti nyata kekuatan ekosistem industri alas kaki Indonesia, melalui dukungan kolaborasi pemerintah, pelaku industri, kawasan industri Batang, asosiasi APRISINDO, dan buyer global seperti Nike,” ungkap Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita, di Kawasan Industri Terpadu Batang, mengutip Jumat 22 Agustus 2025.
Baca Juga: RS Polri Ungkap Luka Benda Tumpul di Tubuh Kepala Cabang BRI yang Tewas
Lebih lanjut ia mengatakan, sinergi ini memastikan industri alas kaki Indonesia bukan hanya berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi. Tapi juga menciptakan lapangan kerja berkualitas, memperkuat inklusi sosial dan menjawab tuntutan keberlanjutan pasar global.
Pada Triwulan II tahun 2025, industri kulit dan alas kaki tumbuh 8,31% (y-on-y), jauh di atas pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,12%. Hingga Februari 2025, industri ini telah menyerap 921.000 tenaga kerja, meningkat 35% dibandingkan tahun sebelumnya.
Sepanjang Januari-Agustus 2025, tercatat masuknya investasi sejumlah 18 perusahaan skala besar di sektor alas kaki dengan nilai Rp10 triliun.
Baca Juga: Terungkap, Pemerintah Sedang Menyiapkan Pembentukan Kementerian Haji
Kedatangan mereka menambah kapasitas produksi sebesar 73,4 juta pasang sepatu dan hampir 250 juta pasang komponen alas kaki, sekaligus menciptakan lebih dari 100.000 lapangan kerja baru.
“Ekspor industri alas kaki juga menunjukkan tren positif, mencapai USD3,77 miliar pada Januari–Juni 2025, atau tumbuh 13,6% dibandingkan 2024. Saat ini, kita juga menempati posisi ke-6 eksportir alas kaki dunia dengan pangsa pasar hampir 4% secara global,” papar Menperin.
Di tengah tantangan tarif dan nontarif yang dihadapi saat ini, tujuan ekspor terbesar industri alas kaki Indonesia adalah Amerika Serikat, disusul Uni Eropa, dan sejumlah negara nontradisional yang terus berkembang.
Baca Juga: Fahri Hamzah Usul Subsidi Perumahan Diganti Subsidi Tanah untuk Tekan Harga Properti
Dengan keberhasilan pemerintah menurunkan tarif resiprokal ekspor alas kaki Indonesia ke Amerika Serikat dari 32% menjadi 19%, merupakan yang terendah dibandingkan beberapa negara ASEAN lain.
Hal itu membuka peluang strategis untuk semakin memperkuat daya saing ekspor produk Indonesia. Selain itu, Menperin juga tengah melakukan perundingan dengan Uni Eropa dan Peru untuk membuka pasar yang lebih luas bagi sektor padat karya seperti industri alas kaki