KONTEKS.CO.ID – Pemerintahan Donald Trump menunjukkan fleksibilitas dalam kebijakan tarif terhadap sejumlah komoditas yang tidak dapat diproduksi di dalam negeri Amerika Serikat.
Komoditas seperti mangga, pisang, dan kopi menjadi contoh produk yang sulit digantikan oleh produksi domestik.
Tom Madrecki, Executive VP of Public Affairs di Consumer Brands Association, menegaskan pendekatan tersebut tercermin jelas dalam perjanjian terbaru dengan Indonesia mengenai minyak sawit.
“Dalam rilis Gedung Putih disebutkan United States Trade Representative (USTR) dan Departemen Perdagangan bisa menerapkan tarif nol atau lebih rendah,” ujar Madrecki.
“Peluang itu untuk produk yang dikategorikan sebagai sumber daya alam yang tidak tersedia.”
“Contoh paling jelas adalah minyak sawit dari Indonesia yang menyumbang lebih dari 80 persen pasokan AS,” katanya.
Kesepakatan itu dipandang sebagai preseden penting bagi komoditas lain yang masuk kategori ‘unavailable natural resources’.
Madrecki menambahkan, peluang serupa bisa terbuka bagi negara lain, seperti Vietnam, Kamboja, atau bahkan Uni Eropa, apabila mereka mengajukan argumentasi serupa ke Washington.
Langkah ini dinilai strategis karena sejumlah komoditas seperti kopi Brasil yang menyumbang lebih dari 30 persen pasokan AS, tidak mungkin digantikan negara lain akibat faktor iklim dan kondisi produksi.
Baca Juga: Promo HUT Ke-80 RI, Tarif LRT Jabodebek Hanya Rp80: Berlaku 17-18 Agustus 2025
Tanpa fleksibilitas tarif, harga komoditas tersebut berpotensi terus meningkat, membebani produsen maupun konsumen di Amerika.***