ekonomi

Pemerintah Yakin Investasi Pabrik Apple di Batam Tetap Jalan, Meski Ada Revisi Kesepakatan Dagang dengan AS

Sabtu, 19 Juli 2025 | 07:30 WIB
Perusahaan Apple (Unsplash.com)

KONTEKS.CO.ID - Pemerintah Indonesia menyatakan keyakinannya bahwa rencana investasi perusahaan teknologi asal Amerika Serikat, Apple Inc., untuk membangun fasilitas produksi AirTag di Batam senilai USD1 miliar atau setara Rp16 triliun, tetap berjalan sesuai skema awal.

Namun, pemerintah belum memberikan konfirmasi resmi terkait kelanjutan proyek tersebut pasca terjadinya revisi kesepakatan dagang antara Indonesia dan Amerika Serikat.

Deputi Bidang Pengembangan Iklim Penanaman Modal Kementerian Investasi/BKPM, Riyatno, mengungkapkan bahwa Apple telah membeli lahan di Batam sebagai bagian dari rencana investasi tersebut. Hal itu menjadi dasar optimisme pemerintah bahwa perusahaan teknologi raksasa itu tidak akan menarik diri.

“Kami optimis bahwa investasi yang sudah direncanakan tetap dilanjutkan. Apalagi, Apple sudah membeli tanah untuk rencana pembangunan pabrik di Batam,” kata Riyatno kepada wartawan di Jakarta, yang dikutip pada Sabtu, 19 Juli 2025.

Baca Juga: Satu Hari Sebelum Ulang Tahun, Pedangdut Muda Lusyana Jelita Hampir Tewas, Ini Kata Sang Ibu yang Bikin Merinding

Apple diketahui akan membangun pabrik khusus untuk memproduksi perangkat pelacak pintar AirTag.

Fasilitas ini digadang-gadang sebagai bagian dari strategi diversifikasi rantai pasok global Apple di tengah tensi geopolitik AS–Tiongkok, sekaligus memperkuat posisi Indonesia dalam rantai industri teknologi tinggi global.

Meski demikian, pemerintah belum memberikan pernyataan resmi bahwa proyek tersebut telah masuk tahap konstruksi atau produksi.

Baca Juga: Biodata Arif Purnama Oktora, Rekam Jejak Kapolsek Termuda, Suami Pendiri Mustika Ratu yang Lagi Viral

Ketika ditanya apakah rencana Apple terpengaruh oleh kesepakatan dagang terbaru Indonesia–AS, Riyatno hanya menegaskan bahwa pihaknya belum menerima sinyal penundaan atau pembatalan. “Kemungkinan besar akan diteruskan,” ujar Riyatno.

Sebelumnya, hubungan dagang Indonesia dan Amerika Serikat memasuki fase baru setelah Presiden Donald Trump dan Presiden Prabowo Subianto menyepakati revisi tarif dagang bilateral.

Dalam kesepakatan itu, produk-produk asal AS mendapat pembebasan tarif bea masuk ke Indonesia, sementara ekspor Indonesia ke AS akan dikenakan tarif bea masuk sebesar 19%, turun dari tarif sebelumnya 32%.

Baca Juga: Tiga Warga Meninggal saat Pesta Pernikahan Putranya, Dedi Mulyadi Terpukul dan Minta Maaf

Perubahan ini menimbulkan kekhawatiran di sejumlah kalangan bahwa iklim investasi teknologi bisa terpengaruh, terutama bila perusahaan-perusahaan AS menilai Indonesia kurang kompetitif dibanding negara tetangga seperti Vietnam atau India.

Halaman:

Tags

Terkini

Stok Aman, Pemerintah Putuskan Stop Impor Beras 2026

Sabtu, 20 Desember 2025 | 15:45 WIB