KONTEKS.CO.ID - TikTok Indonesia melaporkan sekitar 8 juta kreator di platformnya telah memperoleh penghasilan melalui fitur monetisasi.
Sementara, lini e-commerce mereka, TikTok Shop dan Tokopedia, kini menaungi sekitar 21 juta penjual.
Kepala Kebijakan Publik dan Hubungan Pemerintah TikTok Indonesia, Hilmi Adrianto, mengatakan jumlah penjual yang besar di platform tersebut turut mendorong aktivitas ekonomi secara signifikan.
“Dari 8 juta kreator, 63 persen juga memperoleh penghasilan di atas Upah Minimum Provinsi (UMP)," katanya dalam RDP dengan Komisi I DPR, di Gedung Parlemen, Selasa 15 Juli 2025.
"Selain itu, banyak UMKM yang terbantu melalui e-commerce,” ucap Hilmi.
Menurut Hilmi, lebih dari 5 juta bisnis dan UMKM saat ini memanfaatkan TikTok.
Perusahaan juga telah memberikan pelatihan kepada sekitar 180 ribu kreator dan pelaku UMKM.
Hilmi menegaskan Indonesia merupakan pasar utama bagi TikTok secara global, dengan sekitar 125 juta pengguna aktif di Tanah Air.
Baca Juga: Trump Klaim TikTok Segera Diambil Alih Investor AS, Tunggu Izin Xi Jinping
“Pengguna di Indonesia tidak hanya memakai TikTok untuk hiburan, tetapi juga untuk edukasi, promosi usaha, membangun kehidupan, serta membagikan cerita lokal Indonesia ke dunia,” ujarnya.
Namun, saat ditanya anggota Komisi I DPR Nico Siahaan soal total pendapatan TikTok Indonesia, Hilmi memilih untuk tidak membeberkannya.
“Saat ini saya belum bisa sampaikan data pendapatan, karena ada banyak aspek dari sisi e-commerce maupun distribusi video, jadi perlu kami konsolidasikan terlebih dahulu,” jelas Hilmi.***