KONTEKS.CO.ID - Kebijakan suku bunga dan data neraca pembayaran serta data ekonomi luar negeri diperkirakan akan menjadi penggerak utama pasar pekan ini.
Pasar keuangan Indonesia berakhir di zona hijau pada perdagangan pekan lalu, IHSG dan rupiah sama-sama menguat hingga Wall Street kompak menguat pada perdagangan terakhir pekan lalu.
Para ahli ekonomi memprediksi bahwa pasar keuangan Indonesia akan volatile pekan ini karena banyaknya data ekonomi yang akan keluar.
IHSG Cemerlang
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatatkan kinerja cemerlang pada pekan lalu.
HSG ditutup menguat pada Jumat, 16 Mei 2025 sebesar 0,94% di angka 7.106. Sementara secara mingguan, IHSG melesat 4,01%.
IHSG melesat seiring meredanya ketegangan perang dagang antara China dan AS. Kondisi ini membuat investor mulai merasa tenang dan kembali mengalirkan dananya ke Emerging Markets, seperti Indonesia.
Kemudian dalam sepekan, asing mencatatkan net buy sebesar Rp1,38 triliun. Inflow ini berbanding terbalik dengan pekan-pekan sebelumnya yang masih mencatat net sell atau outflow.
Baca Juga: Kenalan Sama 3 Kakak-Adik Absurd di Film GJLS: Ibuku Ibu-Ibu, Keluarga Nggak Sempurna Tapi Real
Volume transaksi saham pada pekan lalu mencapai 148,7 miliar saham dengan nilai Rp74,4 triliun.
Dari pasar keuangan, nilai tukar rupiah terpantau terapresiasi terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bersamaan dengan meredanya ketegangan perang dagang.
Merujuk Refinitiv, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada Jumat, 16 Mei 2025 ditutup pada posisi Rp16.435/US$ atau menguat 0,45%.
Secara mingguan, rupiah terpantau menguat sebesar 0,46%. Hal ini berbeda dengan pekan sebelumnya yang terkoreksi 0,49%.