ekonomi

Gelombang Penutupan Gerai: Industri Ritel Indonesia Hadapi Tekanan Besar

Kamis, 8 Mei 2025 | 14:36 WIB
Banyak gerai ritel di Indonesia yang menghentikan operasionalnya (Foto: pixabay)

KONTEKS.CO.ID - Sektor ritel di Indonesia kembali diguncang. Semakin banyak gerai yang menghentikan operasional akibat beratnya beban biaya serta persaingan yang kian sengit, terutama dengan berkembang pesatnya platform belanja daring.

Yang terbaru, GS Supermarket, jaringan ritel asal Korea Selatan, mengumumkan bahwa seluruh gerainya di Indonesia akan berhenti beroperasi pada akhir Mei 2025.

Pantauan di GS The Fresh Supermarket kawasan Mampang, Jakarta Selatan, pada Senin 5 Mei 2025, menunjukkan bahwa informasi ini telah dikonfirmasi langsung oleh para karyawan.

Baca Juga: Kejagung Tetapkan Tiga Tersangka Korupsi Proyek Satelit di Kemhan, Ada Jenderal Bintang Dua

“Iya, akhir bulan ini kami tutup semuanya,” ungkap salah satu pegawai.

Ketua Umum Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo), Budihardjo Iduansjah, juga memastikan kabar tersebut.

Menurutnya, seluruh gerai GS telah diambil alih oleh pihak lain. “Seluruh toko GS ditutup, bukan hanya di Bekasi, semuanya."

"Namun, ini bukan penutupan permanen, melainkan proses akuisisi oleh supermarket lain,” jelasnya saat dikonfirmasi.

LuLu Hypermarket Juga Angkat Kaki

Sebelum GS Supermarket, LuLu Hypermarket, ritel asal Timur Tengah, sudah terlebih dahulu menghentikan seluruh operasionalnya di Indonesia.

Baca Juga: KSST Apresiasi KPK Naikkan Status Laporan Terhadap Jampidsus Febri Adriansyah ke Penyelidikan

Gerai pertamanya di Cakung, Jakarta Timur, yang sempat diresmikan Presiden Joko Widodo pada 2016, kini juga dalam proses penutupan.

LuLu sebelumnya memiliki jaringan di wilayah Bekasi, Depok, Tangerang, hingga Jakarta. Namun karena tingkat kunjungan menurun dan beban operasional yang tinggi, seluruh gerai akhirnya ditutup.

Tantangan Biaya dan Perilaku Konsumen

Budihardjo menyebut bahwa beban biaya operasional yang tinggi menjadi salah satu faktor utama yang memberatkan pelaku usaha, khususnya mereka yang memiliki skala bisnis kecil hingga menengah.

“Kalau hanya punya 10 toko, beban cost-nya terlalu besar. Sulit bersaing dengan yang memiliki jaringan luas,” ungkapnya dalam konferensi pers Inabuyer B2B2G Expo di Jakarta, Selasa 6 Mei 2025. 

Halaman:

Tags

Terkini

Stok Aman, Pemerintah Putuskan Stop Impor Beras 2026

Sabtu, 20 Desember 2025 | 15:45 WIB