Pemerintah sendiri memastikan tidak memberikan tenggat waktu khusus (deadline) bagi penyelesaian negosiasi ini.
Namun, pemerintah melihat adanya potensi besar di balik penggabungan dua perusahaan yang memiliki basis mitra pengemudi dan pengguna sangat besar tersebut.
Salah satu tujuan utama yang diharapkan dari merger ini adalah stabilitas operasional kedua perusahaan di masa depan.
Baca Juga: Update Banjir Bandang dan Longsor Sumut: 62 Warga Meninggal, 65 Masih Hilang
Prasetyo mengklaim bahwa konsolidasi ini justru berpotensi meningkatkan penciptaan lapangan kerja baru, bukan sebaliknya.
Dengan terciptanya efisiensi dan skala ekonomi yang lebih besar, dampak positif terhadap perekonomian nasional diharapkan juga akan semakin terasa.
"Penciptaan lapangan pekerjaan akan meningkat. Perekonomian pun, menurut dia, akan ikut terdorong seiring bertambahnya lapangan pekerjaan," jelasnya.
Baca Juga: Indra Sjafri Umumkan 23 Pemain Timnas Indonesia U-22 untuk SEA Games 2025, Siapa saja?
Pasar saham dan para pelaku industri teknologi kini tengah menanti babak akhir dari saga merger yang disebut-sebut bakal mengubah lanskap ekonomi digital di kawasan Asia Tenggara ini.***
Artikel Terkait
Nanik: Danantara Siapkan Anggaran Rp20 Triliun Bangun Peternakan Ayam untuk Bahan Baku MBG
Bloomberg Temui Prabowo di Istana, Jajaki Kerja Sama dengan Danantara hingga Bahas Konservasi Laut
Patrick Walujo Mengundurkan Diri sebagai CEO GoTo
Kata-Kata Patrick Walujo Usai Mundur dari CEO GoTO
GoTo Ganti CEO, Bisa Jadi Sinyal Merger dengan Grab Makin Dekat