Prabowo Janjikan Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen, Menkeu Purbaya: Banyak yang Skeptis, tapi Ini Awal yang Bagus

KONTEKS.CO.ID – Saat Prabowo-Gibran kampanye Pilpres 2024, pasangan nomor urut dua ini menjanjikan akan mencetak pertumbuhan ekonomi 8%.

Realistiskah target pertumbuhan ini bagi rezim baru Kementerian Keuangan di bawah kepemimpinan Purbaya Yudhi Sadewa?

Menurut Menkeu yang menggantikan Sri Mulyani tersebut, ia keyakinan bahwa pemerintah memiliki peluang nyata untuk mendorong laju pertumbuhan ekonomi menuju 8% dalam beberapa tahun mendatang.

Baca Juga: Kementerian UMKM dan KADIN Kalbar Perkuat Ekspor Komoditas Unggulan Daerah

Sejalan dengan arahan Presiden, sambung dia, target tersebut menjadi awal yang penting bagi Indonesia untuk menapaki level menjadi negara maju.

“Waktu Pak Prabowo mencanangkan laju pertumbuhan ekonomi 8 persen, banyak orang yang skeptis. Anggapnya nggak mungkin terjadi. Kalau saya malah senang. Delapan persen ini a good start,” ungkap Menkeu di Jakarta, baru-baru ini.

Meski demikian, Purbaya mengakui mencapai pertumbuhan ekonomi 8% bukan perkara mudah. Dibutuhkan kemampuan pemerintah untuk memahami ilmu dan dinamika kebijakan yang tepat.

Baca Juga: Liverpool Dilumat Habis Nottingham Forest di Anfield, Arne Slot: Itu Tanggung Jawab Saya

Ini sebagaimana tercermin dalam konsep Sumitronomics yang menekankan tiga pilar pembangunan ekonomi Indonesia. Yakni konsep pertumbuhan tinggi harus berjalan beriringan dengan pemerataan manfaat pembangunan dan stabilitas nasional.

Untuk mendorong percepatan laju perekonomian, pemerintah sudah menjalankan strategi teknis berupa penempatan dana ke Bank Himbara.

Pada September lalu, sebesar Rp200 triliun disalurkan ke perbankan untuk mempercepat penyaluran kredit. Lalu ditambah Rp76 triliun pada tahap berikutnya.

Baca Juga: Pilihan Ikan Lokal Super Sehat yang Layak Jadi Pengganti Salmon

“Langkah ini bertujuan untuk menstimulasi aktivitas ekonomi,” ujar Menkeu Purbaya.

Kebijakan penempatan dana hanya satu bagian dari rumus percepatan ekonomi. Menkeu mengatakan, elemen terpenting lainnya adalah pembentukan ekspektasi positif di masyarakat dan dunia usaha.