KONTEKS.CO.ID – Direktur Program Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Eisha Maghfiruha Rachbini, menilai asumsi dasar ekonomi makro 2025 sebagian besar meleset.
Eisha di Jakarta, Kamis, 20 November 2025, mengatakan, hal itu berdasarkan data APBN Kita pada Oktober 2025, Kemenkeu, Bank Indonesia (BI), dan BPS.
Berdasarkan data tersebut, perkembangan indikator asumsi dasar ekonomi makro 2025, yakni target pertumbuhan ekonomi 5,2 persen. Realisasinya 5,04 persen sebagaimana data triwulan III 2025.
Inflasi ditargetkan di angka 2,5 persen. Adapun realisasinya 2,86 persen per Oktober 2025 dan nilai tukar rupiah per US$ sebesar Rp16.000 dengan realisasi Rp16.413 (ytd) pada kurs tengah BI sampai dengan 10 Oktober 2025.
Selanjutnya, target yield SBN 10 tahun sebesar 7 persen, realiasinya 6,77 persen (ytd) sampai dengan lelang SUN terakhir pada 7 Oktober 2025.
"Harga minyak mentah Indonesia US$82 per barel, realisasi US$69,01 per barel (ytd) sampai dengan September 2025," ujarnya.
Baca Juga: Mayoritas Masyarakat Nilai Kondisi Ekonomi Rumah Tangga Tak Ada Perubahan Dibanding Tahun Lalu
Berikutnya, target lifting minyak 605 ribu barel per hari, realisasi 580,3 ribu barel per hari. Realisasi tersebut sampai dengan September 2025. Lifting gas targetnya 1.005 ribu barel setara minyak per hari, realisasi 974,0 ribu barel setara minyak per hari sampai dengan September 2025.
Eisha mengatakan, berdasarkan data di atas, rata-rata capaian pertumbuhan ekonomi sepanjang triwulan I-III 2025 adalah sebesar 5,01 persen.
"Artinya untuk mencapai target pertumbuhan 5,2 persen di 2025 membutuhkan upaya lebih kencang," katanya.
Menurut dia, nilai tukar sepanjang 2025 mengalami tekanan yang cukup tinggi, terutama di bulan April dan September.
Ia menegaskan, lemahnya nilai tukar dapat berimbas pada mahalnya harga bahan baku impor dan bayar bunga utang yang meningkat.
"Harga minyak mentah yang lebih rendah diikuti produktivitas yang lebih rendah akan berimbas pada 16.000 pendapatan negara yang lebih rendah," ujarnya.***
Artikel Terkait
Perbedaan Ekonomi Mikro dan Ekonomi Makro
Investasi Dalam Teori Ekonomi Makro
Mayoritas Masyarakat Nilai Kondisi Ekonomi Rumah Tangga Tak Ada Perubahan Dibanding Tahun Lalu
Bukan Pertemuan Biasa, Dubes Pakistan Menghadap Prabowo Bahas Kerja Sama Ekonomi hingga Pertahanan
Bank Indonesia Proyeksikan Pertumbuhan Ekonomi 2025 Tembus 5,5 Persen, Ini Dasarnya