KONTEKS.CO.ID – Manajer Kampanye Hutan dan Kebun WALHI, Uli Arta Siagian, menekankan peralihan dari energi fosil ke energi bersih harus disertai pendanaan yang berkeadilan.
Tropical Forest Forever Facility (TFFF), pendanaan guna memulihkan hutan tropis sekaligus mendukung transisi energi, harus memastikan modalnya tidak digunakan untuk menopang industri bahan bakar fosil.
Sebaliknya, kata Uli di Jakarta, Rabu, 12 November 2025, pendanaan harus bermanfaat secara konkret bagi komunitas penjaga hutan.
“Telah banyak janji yang dihasilkan dalam serangkaian perundingan COP," kata dia.
Ia menegaskan, janji-janji itu sudah semestinya menempatkan Masyarakat Adat dan komunitas lokal sebagai aktor utama yang berhak menerima manfaat langsung dari pendanaan tersebut.
Ia menyampaikan, pada saat acara pembukaan COP30, Sekretaris Eksekutif UNFCCC, Simon Stiell, mendorong pencapaian target pendanaan US$1,3 triliun bagi negara-negara berkembang hingga 2035.
Pendanaan tersebut sesuai kesepakatan COP29 di Baku, Azerbaijan. Dia juga menekankan negara-negara maju guna memimpin komitmen pendanaan iklim sebesar US$300 miliar per tahun.
Artikel Terkait
CELIOS: Ekonomi Ekstraktif Negara Rugikan Masyarakat Adat
PKS Ungkap Kendala Proses Legislasi RUU Masyarakat Adat
Guru Besar Unpad Sebut Pendapatan Masyarakat Adat Berpotensi Lebih Tinggi dari UMR
Prabowo Tegaskan Kemitraan Strategis ASEAN - Jepang untuk Perdamaian, Ekonomi, dan Energi Bersih di KLCC
COP30 Brasil, UNFCCC Desak Semua Negara Segera Beralih ke Energi Bersih Berkeadilan