• Senin, 22 Desember 2025

BPS: Tenaga Kerja Berpendidikan Tinggi di Indonesia Naik, Dominan Lulusan Sarjana dan Diploma

Photo Author
- Kamis, 6 November 2025 | 09:07 WIB
Pekerja berpendidikan tinggi di Indonesia didominasi lulusan Diploma dan Sarjana (Foto: Ilustrasi/Pexels)
Pekerja berpendidikan tinggi di Indonesia didominasi lulusan Diploma dan Sarjana (Foto: Ilustrasi/Pexels)

KONTEKS.CO.ID - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat adanya pergeseran positif dalam struktur tenaga kerja Indonesia.

Data Agustus 2025 menunjukkan jumlah penduduk bekerja dengan pendidikan tinggi (diploma ke atas) naik menjadi 13,06 persen, menandakan meningkatnya penetrasi tenaga kerja berkompetensi di pasar domestik.

Meski begitu, sebagian besar pekerja nasional masih didominasi kelompok berpendidikan rendah.

Sekitar 34,75 persen penduduk bekerja memiliki pendidikan setara SD ke bawah, meskipun angkanya menurun dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.

Baca Juga: Menteri Maman Sebut Penyaluran KUR Serap 11 Juta Tenaga Kerja

“Pada Agustus 2025, sebesar 13,06 persen penduduk yang bekerja mereka berpendidikan tinggi, yaitu (lulusan) diploma ke atas. Sementara itu, 34,75 persen penduduk bekerja merupakan mereka yang berpendidikan SD ke bawah,” ujar Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS, Edy Mahmud, dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu, 5 November 2025.

Jadi Tren Positif

Edy menambahkan, meski kelompok berpendidikan rendah masih besar, tren kenaikan pekerja berpendidikan tinggi mencerminkan transformasi tenaga kerja menuju kualitas yang lebih baik. Peningkatan ini penting seiring kebutuhan industri modern dan jasa profesional yang semakin tinggi.

“Jika dibandingkan dengan bulan Agustus tahun lalu, persentase pekerja pendidikan sekolah dasar ke bawah menurun. Sementara pekerja pendidikan diploma ke atas justru sebaliknya menjadi meningkat,” jelas Edy.

Kondisi ini diharapkan menjadi modal bagi pemerintah dan pelaku industri untuk mendorong pengembangan SDM berkualitas, mengingat pasar kerja menuntut keterampilan lebih kompleks, termasuk kemampuan digital dan profesional.

Jam Kerja Penuh vs Tidak Penuh

Selain pendidikan, BPS juga mencatat perkembangan jam kerja pekerja Indonesia. Pada Agustus 2025, 67,32 persen pekerja (sekitar 98,65 juta orang) bekerja penuh dengan durasi lebih dari 35 jam per minggu. Angka ini sedikit menurun dibanding tahun sebelumnya yang mencapai 68,07 persen.

Baca Juga: BPS: Jumlah Pengangguran di Indonesia Turun Tipis Sekitar 4.000 Orang per Agustus 2025

Sementara itu, 32,68 persen pekerja (sekitar 47,89 juta orang) bekerja tidak penuh, dengan jam kerja 1–30 jam per minggu.

Di antara kelompok pekerja tidak penuh, tingkat setengah pengangguran, yaitu mereka yang bekerja di bawah 35 jam per minggu namun masih mencari pekerjaan tambahan, juga menunjukkan tren penurunan, dari 7,99 persen menjadi 7,91 persen.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Rizki Adiputra

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Stok Aman, Pemerintah Putuskan Stop Impor Beras 2026

Sabtu, 20 Desember 2025 | 15:45 WIB
X