KONTEKS.CO.ID – Direktur Utama (Dirut) Bank BRI, Hery Gunardi, menyebut bahwa kondisi makro ekonomi nasional hingga triwulan III tahun 2025 menunjukkan tren yang membaik atau positif.
"Hal ini digambarkan dari tren pertumbuhan PDB yang tetap terjaga di atas 5 persen dan diproyeksikan akan tetap stabil," kata Herry dalam konferensu pers secara daring pada Kamis, 30 Oktober 2025.
Hery dalam acara Laporan Kinerja Keuangan PT Bank Rakyat Indonesia Triwulan III Tahun 2025 ini, lebih lanjut menyampaikan, prospek pertumbuhan ekonomi masih ditopang oleh ruang fiskal pemerintah.
"Dengan belanja pemerintah yang terus meningkat secara bertahap hingga triwulan tiga tahun 2025," ucapnya.
Ia menyampaikan, realisasi belanja pemerintah telah mencapai angka sebesar Rp2,235 triliun atau 62 persen dari total anggaran.
"Ini menunjukkan kemampuan fiskal yang masih cukup luas untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi," tandasnya.
Menurutnya, demikian juga dari sisi moneter, inflasi nasional berada pada level yang stabil dengan laju inflasi sekitar 2,6 persen pada tahun 2025.
Sementara itu, kondisi nilai tukar dan cadangan devisa yang kuat, juga mendukung pelonggaran kebijakan moneter Indonesia.
"Bank Indonesia juga terus memberikan dukungan terhadap stabilitas sistem keuangan," ujarnya.
Dukungan tersebut yakni melalui penyesuaian suku acuan, kebijakan, dan ekspansi likuiditas. Hingga September 2025, BI Rate terus melandai hingga berada di level 4,75 persen dan diikuti penurunan suku pengsapasar uang antarbank.
Menurutnya, jika melihat kinerja industri perbankan nasional lebih dalam, kondisi makroekonomi Indonesia yang positif tersebut juga berdampak terhadap stabilitas industri perbankan nasional.
Menurutnya, jika melihat kinerja industri perbankan nasional lebih dalam, kondisi makroekonomi Indonesia yang positif tersebut juga berdampak terhadap stabilitas industri perbankan nasional.
"Kita melihat bahwa aset perbankan nasional mengalami pertumbuhan sebesar 6,43% year on year," ucapnya.
Ia mengatakan, demikian juga penyaluran kredit mengalami pertumbuhan yang positif sebesar 7,6 persen secara tahunan dan dana pihak ketiga meningkat sebesar 8,5 persen secara year on year.
"Kami melihat bahwa tren tersebut mencerminkan keseimbangan antara ekspansi kredit dan penguatan basis pendanaan," katanya.
Hary mengungkapkan, kondisi industri perbankan yang sehat juga digambarkan dari likiditas yang memadai dan permodalan yang kuat.
Hary mengungkapkan, kondisi industri perbankan yang sehat juga digambarkan dari likiditas yang memadai dan permodalan yang kuat.
Tercatat loan to deposit ratio (LDR) berada di level 86 persen dan capital adequacy ratio (CAR) angkanya cukup tinggi yaitu sebesar 26,03 persen.
kita melihat juga angkanya cukup tinggi yaitu sebesar 26,03%
"Meskipun sedikit minim ya [CAR], kita sedikit menunjukkan ada penurunan dalam jangka waktu tertentu di tahun 2025," ujarnya.
Berdasarkan kondisi tersebut, BRI menilai bahwa kondisi makroekonomi dan industri perbankan yang kondusif danprospek pertumbuhan ke depan akan semakin kuat.
"Tentunya, ini ditopang oleh penurunan biaya dana, cost of fund, perbaikan likuiditas serta peningkatan permintaan kredit di sektor produktif dan konsumtif," katanya.
BRI mengapresiasi terjaganya stabilitas makroekonomi dan perbankan nasional. Ini akan menjadi fondasi penting bagi berkelanjutan pertumbuhan ekonomi nasional.
"Kita harapkan akan terus membaik di masa yang akan datang," katanya. ***
Artikel Terkait
FindMeera, UMKM Binaan BRI yang Sukses Bikin Daster Naik Kelas
Kisah Insipiratif Datik Batik dari Tangerang, UMKM Binaan BRI yang Perluas Pasar Hingga ke Luar Negeri
BRI Tuntaskan Penyaluran Dana Pemerintah Rp55 Triliun, Segmen Mikro Paling Besar
BRI Terlibat Akad Massal KUR 800.000 Debitur dan Peluncuran Kredit Program Perumahan: Demi Mewujudkan Pemerataan Kesejahteraan Rakyat!
Angkat Tema ‘Satu Bank untuk Semua', BRI Resmi Kenalkan Logo HUT Ke-130 ke Publik