Tahap pertama proyek ini akan melibatkan investasi asing sebanyak USD50 juta atau sekitar Rp 828,9 miliar.
Nantinya pada tahap kedua ada rencana tambahan USD70 juta suntikan modal lagi.
Investasi ini diharapkan membawa teknologi ritel terkini ke Bangladesh serta membuka saluran distribusi baru bagi produk-produk konsumen cepat saji (FMCG) yang diproduksi secara lokal.
Pelaku industri memperkirakan, kerja sama ini akan menciptakan ribuan lapangan kerja baru dan memberikan platform bagi produsen Bangladesh untuk menjangkau konsumen secara lebih efisien.***
Artikel Terkait
Kenapa MIDI Jual Lawson ke Alfamart? Ini Alasannya
Habis Caplok Lawson, Alfamart Bakal Buka 1.000 Gerai Baru di 2025, Alokasikan Capex hingga Rp5 T
Profil Djoko Susanto: Raja Ritel Indonesia di Balik Sukses Alfamart dan IPO B-Log
Menteri UMKM Berharap Alfamart Run Jadi Ajang Kolaborasi untuk Kembangkan UMKM
Franchise Alfamart, Worth It? Ini Rincian Modal, Skema Gerai Baru Rp300 Juta