KONTEKS.CO.ID - Kawasan ASEAN kian solid memperkuat kerja sama di sektor keuangan.
Premis itu muncul dalam pertemuan ASEAN Senior Level Committee on Financial Integration (SLC) ke-30 yang digelar di Yogyakarta, 18–19 September 2025.
Bank-bank sentral negara anggota sepakat memperdalam integrasi keuangan demi menjaga stabilitas kawasan sekaligus membuka peluang pertumbuhan baru.
Baca Juga: PDIP Pecat Wahyudin Moridu Usai Viral Video ‘Rampok Uang Negara’
Pertemuan ini dipimpin bersama Bank Indonesia dan State Bank of Viet Nam.
Deputi Gubernur Bank Indonesia, Filianingsih Hendarta, menegaskan komitmen Indonesia mendorong integrasi perdagangan dan investasi di ASEAN.
Upaya itu dilakukan lewat pengurangan hambatan non-tarif, percepatan konektivitas sistem pembayaran, hingga perluasan penggunaan mata uang lokal dalam transaksi antarnegara.
Baca Juga: Presiden Prabowo Kunjungi Paviliun Indonesia di Expo 2025 Osaka
“Bank Indonesia terus memperkuat komitmen penggunaan local currency transaction (LCT) sebagai instrumen penting untuk mengurangi kerentanan eksternal sekaligus memperdalam integrasi keuangan,” ujar Filianingsih.
Dia menambahkan, penguatan manajemen krisis juga menjadi fokus penting agar integrasi perbankan dan pasar modal tidak menimbulkan risiko stabilitas.
Selain itu, ASEAN juga menyoroti pentingnya memperkuat jaring pengaman regional (regional safety net) agar kawasan tetap tangguh menghadapi gejolak global.
Baca Juga: Rencana Pertemuan Prabowo dan Trump Masih Disusun
Mulai fragmentasi rantai pasok hingga transisi energi dan percepatan digitalisasi.
ASEAN SLC berikutnya dijadwalkan berlangsung di Filipina pada triwulan I-2026, dengan Bank Indonesia dan State Bank of Viet Nam kembali duduk sebagai co-chairs.***
Artikel Terkait
BI Perkuat Bauran Kebijakan, Fokus Operasi Moneter Pro-Market dan Pendalaman Pasar
BI Yakin Inflasi Terkendali, Dorong Penyaluran Kredit Perbankan Lebih Cepat
Suku Bunga 4,75 Persen, Analis Baca Strategi Berani BI
BI Bongkar Biang Kerok Bunga Kredit Ogah Turun: Duit Nasabah Kakap Rp2.384 Triliun Jadi Penyebabnya
Jumlah Pengguna QRIS Sudah Melampaui Target, BI Beri Fakta-Fakta