KONTEKS.CO.ID - Bank Indonesia (BI) menegaskan arah bauran kebijakan moneter, makroprudensial, dan sistem pembayaran terus diperkuat guna menjaga stabilitas sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi.
Fokus utama diarahkan pada penguatan strategi operasi moneter pro-market dan pendalaman pasar keuangan.
Dewan Gubernur Bank Indonesia menyatakan langkah ini penting agar efektivitas transmisi penurunan suku bunga ke pasar keuangan dan perbankan dapat semakin cepat dirasakan.
Baca Juga: Kejutan! BI Turunkan Suku Bunga Jadi 4,75 Persen, Jaga Inflasi Tetap Rendah
“BI menyesuaikan struktur suku bunga instrumen moneter dan swap valas, agar likuiditas meningkat dan penurunan suku bunga deposito serta kredit perbankan berjalan lebih efektif,” begitu petikan pernyataan dari BI yang ditandatangani Ramdan Denny Prakoso, selaku Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi, Rabu 17 September 2025.
Untuk memperkuat likuiditas, BI menurunkan posisi Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) serta melakukan pembelian Surat Berharga Negara (SBN) di pasar sekunder secara terukur.
Peran dealer utama juga ditingkatkan guna memperbesar transaksi SRBI dan repo antar pelaku pasar.
Baca Juga: Inilah Profil Lengkap Angga Raka Prabowo yang Dilantik Jadi Kepala Badan Komunikasi Pemerintah
Sejalan dengan itu, strategi stabilisasi nilai tukar Rupiah juga diperkuat melalui intervensi ganda di pasar spot, Domestic Non-Deliverable Forward (DNDF), hingga Non-Deliverable Forward (NDF) di luar negeri.
Kebijakan ini disertai dengan pembelian SBN untuk menjaga likuiditas dan stabilitas pasar keuangan domestik.
Bank Indonesia menekankan, kombinasi kebijakan moneter, makroprudensial, dan sistem pembayaran tersebut ditujukan untuk memperkuat pertumbuhan kredit, menjaga stabilitas nilai tukar.
Baca Juga: Vespa Primavera 2025: Skuter Klasik yang Tampil dengan Sentuhan Modern
Selain itu juga untuk mempercepat pendalaman pasar uang dan pasar valas, sehingga mendukung perekonomian nasional di tengah ketidakpastian global.***
Artikel Terkait
BI Mengoptimalkan Strategi Bauran untuk Jaga Stabilitas Ekonomi Nasional
KPK Pastikan Belum Ada Pengembalian Uang Korupsi Dana CSR BI-OJK
Purbaya Ungkap Uang Rp425 Triliun yang Mengendap di BI Jadi Penyebab Orang Susah Cari Kerja
Survei BI Ungkap Konsumen Masih Yakin Ekonomi Indonesia Stabil
Purbaya Sebut Prabowo Setuju Tarik Rp200 Triliun Dana Ngendap di BI, Ini Peruntukannya
Survei BI: Penjualan Eceran Melambat, Jakarta dan Medan Tertekan, Surabaya Lebih Tahan Banting